Utang Paylater Maret 2025 Tembus Rp22,7 Triliun
Tanggal: 16 Mei 2025 20:24 wib.
Tampang.com | Otoritas Jasa Keuangan mencatat pertumbuhan yang signifikan dalam penyaluran kredit skema buy now pay later (BNPL) atau paylater oleh perbankan. Hal ini tercermin dari data terbaru yang menunjukkan bahwa pada Maret 2025, nilai kredit BNPL yang disalurkan oleh bank mencapai Rp22,78 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan yang tipis namun signifikan dibandingkan bulan sebelumnya, di mana nilai kredit BNPL tercatat sebesar Rp21,98 triliun.
Dengan berkembangnya teknologi dan perubahan perilaku konsumen, skema paylater semakin menjadi pilihan utama bagi banyak orang dalam melakukan transaksi. Konsep BNPL memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian di awal dan membayar nanti dalam jangka waktu tertentu. Keuntungan utama dari skema ini adalah fleksibilitas dalam pembayaran yang dapat membantu konsumen mengelola anggaran mereka dengan lebih baik.
Otoritas Jasa Keuangan mengamati bahwa penggunaan BNPL telah meningkat di berbagai sektor, mulai dari e-commerce, ritel, hingga layanan lainnya. Sektor-sektor ini memberikan kemudahan bagi konsumen, sehingga mendorong tumbuhnya permintaan akan produk paylater. Dengan adanya kemudahan akses kredit ini, para konsumen dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa harus mencairkan dana di awal.
Selain itu, OJK juga menekankan pentingnya pengawasan dalam pertumbuhan skema paylater ini. Meskipun pertumbuhan ekonomi didorong oleh peningkatan penggunaan BNPL, risiko peminjam yang tidak mampu membayar harus menjadi perhatian bersama. Penyaluran kredit yang terlalu agresif bisa berpotensi menimbulkan masalah utang bagi konsumen. Oleh karena itu, Otoritas Jasa Keuangan berperan penting dalam memastikan bahwa penyaluran kredit dilakukan secara bertanggung jawab dan dalam koridor yang aman.
Pertumbuhan utang paylater hingga Rp22,78 triliun ini juga menandakan bahwa konsumen semakin familiar dengan produk finansial digital. Terlebih, banyak lembaga keuangan yang mulai menawarkan solusi paylater dengan syarat yang lebih ringan dan bunga yang kompetitif. Hal ini menjadikan produk BNPL menjadi pilihan yang menarik bagi konsumen yang ingin berbelanja tanpa harus menyiapkan uang tunai di awal.
Tren ini sangat penting untuk diperhatikan oleh pelaku industri, mengingat besarnya potensi pasar untuk produk-produk paylater. Dengan pertumbuhan yang terus berlanjut, perbankan dan lembaga keuangan lainnya perlu berinovasi agar tetap relevan dan kompetitif. Peningkatan kolaborasi antara lembaga keuangan dan platform teknologi juga diperlukan untuk menciptakan pengalaman yang lebih baik bagi konsumen.
Meskipun pertumbuhan ini menggembirakan, Otoritas Jasa Keuangan mengingatkan bahwa edukasi kepada konsumen terkait penggunaan serta risiko dari paylater adalah hal yang tidak kalah penting. Konsumen perlu memahami bagaimana cara kerja skema ini dan kewajiban pembayaran yang harus mereka jalani. Hal ini akan membantu mengurangi risiko terjadinya gagal bayar atau hutang yang tidak terkendali.
Menghadapi tahun 2025, skema buy now pay later diharapkan akan terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya manajemen keuangan yang baik. Masyarakat diharapkan dapat menggunakan produk paylater dengan bijak, sehingga pertumbuhan industri ini dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi semua pihak. Dengan demikian, keberlangsungan ekonomi nasional pun dapat terjaga dengan baik.