Sumber foto: Google

Utang Paylater Capai Rp 22,78 Triliun, OJK: Tumbuh Pesat tapi Tetap Waspada

Tanggal: 10 Mei 2025 13:42 wib.
Tampang.com | Tren belanja dengan skema buy now pay later (BNPL) atau yang lebih dikenal sebagai paylater terus mengalami lonjakan di Indonesia. Berdasarkan laporan terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Maret 2025, total penyaluran kredit paylater melalui perbankan mencapai Rp 22,78 triliun, mencatatkan pertumbuhan 32,18 persen secara tahunan.

Porsi Kecil, Pertumbuhan Tinggi

Meskipun kontribusinya masih relatif kecil terhadap total kredit nasional — yakni 0,29 persen dari total kredit sebesar Rp 7.908,42 triliun, pertumbuhan segmen paylater tetap patut menjadi perhatian. Hal ini disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dalam konferensi pers Dewan Komisioner OJK, Jumat (9/5/2025).


“Per Maret 2025, baki debet kredit BNPL sebagaimana dilaporkan dalam SLIK, tumbuh 32,18 persen secara tahunan menjadi Rp 22,78 triliun,” jelas Dian.


Rekening Paylater Tembus 24,5 Juta Akun

Jumlah pengguna layanan paylater juga terus bertambah. Hingga Maret 2025, tercatat ada 24,59 juta rekening aktif, naik dari 23,66 juta pada Februari 2025. Ini menandakan bahwa layanan kredit instan ini semakin diminati, terutama oleh kalangan milenial dan gen Z.

Sebagai perbandingan, pada Februari 2025, total baki debet kredit paylater mencapai Rp 21,98 triliun, naik 36,60 persen dari tahun sebelumnya. Meski kenaikan pada Maret sedikit melambat, tren ini menunjukkan bahwa BNPL semakin mengakar dalam gaya konsumsi masyarakat modern.

Kredit Perbankan Secara Umum Melambat

Sementara itu, pertumbuhan kredit sektor perbankan secara keseluruhan mencatat angka 9,16 persen secara tahunan per Maret 2025. Angka ini sedikit menurun dibandingkan Februari lalu yang masih berada di kisaran 10,30 persen. Ini menunjukkan bahwa segmen BNPL tumbuh lebih agresif dibandingkan sektor kredit konvensional.

Waspadai Risiko Kredit Bermasalah

Meskipun pertumbuhan ini mencerminkan adopsi teknologi finansial yang kian meluas, OJK tetap mengingatkan akan pentingnya manajemen risiko, baik dari sisi penyedia layanan maupun konsumen. Skema paylater yang menawarkan kemudahan dan fleksibilitas juga membawa potensi lonjakan utang konsumtif jika tidak disertai dengan edukasi literasi keuangan yang memadai.


Tampang.com akan terus mengulas perkembangan tren keuangan digital, termasuk peran fintech dan perbankan dalam mengelola risiko kredit masa depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved