Utang Negara Tembus Rp8.000 Triliun, Rakyat Makin Terbebani?
Tanggal: 17 Mei 2025 13:18 wib.
Tampang.com | Kementerian Keuangan melaporkan bahwa total utang pemerintah Indonesia per April 2025 telah menembus Rp8.000 triliun. Meski pemerintah menegaskan masih dalam batas aman, sebagian ekonom dan publik mulai khawatir soal keberlanjutan fiskal dan dampaknya terhadap generasi mendatang.
Bunga dan Cicilan Utang Membengkak
Data APBN menunjukkan bahwa alokasi pembayaran bunga utang dalam anggaran belanja negara 2025 mencapai lebih dari Rp500 triliun. Ini artinya, sebagian besar pendapatan negara habis untuk membayar kewajiban utang, bukan untuk pembangunan atau bantuan sosial.
“Porsi belanja untuk rakyat malah makin kecil. Yang membesar justru bayar utang,” ujar Dr. Lina Ardianti, ekonom dari UI.
Utang Digunakan untuk Apa?
Pemerintah mengklaim bahwa utang digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur dan menjaga daya tahan ekonomi. Namun, publik mempertanyakan efektivitas penggunaan utang, apalagi ketika proyek infrastruktur banyak yang mangkrak atau tidak berdampak langsung bagi rakyat kecil.
Apakah Rakyat Akan Menanggungnya?
Meskipun pemerintah menolak narasi bahwa utang adalah beban rakyat, kenyataannya rakyatlah yang harus menanggung konsekuensinya, baik lewat pemotongan subsidi, kenaikan pajak, atau kenaikan harga barang dan jasa.
“Utang negara memang bukan dosa, tapi kalau terus menumpuk tanpa hasil konkret, itu bunuh diri fiskal,” kata Lina.
Solusi: Transparansi dan Prioritaskan Kebutuhan Rakyat
Para pakar menekankan pentingnya transparansi anggaran dan audit menyeluruh terhadap proyek-proyek yang dibiayai utang. Pemerintah juga harus memprioritaskan sektor yang benar-benar menyentuh kebutuhan publik seperti kesehatan, pendidikan, dan pangan.