Utang Negara Tembus Rp 304 Triliun, Pemerintah Klaim Masih Sesuai Rencana
Tanggal: 25 Mei 2025 18:00 wib.
Tampang.com | Pemerintah melalui Kementerian Keuangan mencatat realisasi penarikan utang baru hingga April 2025 telah mencapai Rp 304 triliun. Angka ini setara dengan 39,2 persen dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono mengungkapkan, utang tersebut dikumpulkan melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). Dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Mei 2025 di Jakarta, Jumat (23/5), Thomas menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi pembiayaan yang telah direncanakan sebelumnya.
“Pemenuhan target pembiayaan dilakukan dengan prinsip kehati-hatian, melalui strategi pengelolaan risiko yang fleksibel, oportunistik, dan terukur,” ujarnya.
Pemerintah menerapkan sejumlah taktik seperti penerbitan utang secara selektif, penguatan cadangan kas (cash buffer), serta strategi prefunding atau penarikan utang lebih awal yang sudah dimulai sejak akhir 2024 untuk mendukung kebutuhan pembiayaan tahun ini.
Dibandingkan bulan sebelumnya, penarikan utang pada April meningkat Rp 33,6 triliun, sementara total pembiayaan anggaran naik Rp 29,2 triliun. Kemenkeu menilai kenaikan ini masih dalam koridor yang terkendali, terlebih dengan mulai meredanya tekanan di pasar keuangan global.
Arus modal asing yang sebelumnya menekan pasar kini mulai kembali masuk. Pada April 2025, tercatat inflow sebesar Rp 7,79 triliun, dan hingga 20 Mei mencapai Rp 1,88 triliun secara month to date (mtd). Namun, secara year to date (ytd), Indonesia masih mencatatkan arus keluar dana asing sebesar Rp 48,84 triliun.
Di sisi lain, pasar saham Indonesia mengalami capital outflow sebesar Rp 20,79 triliun sepanjang April. Untuk instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), terjadi arus keluar sebesar Rp 22,1 triliun selama April, dengan total outflow sejak awal tahun mencapai Rp 12,05 triliun.
Meski begitu, imbal hasil (yield) SBN masih stabil di bawah 7 persen, menunjukkan biaya utang yang relatif terkendali. Yield untuk SBN tenor 10 tahun berada di kisaran 6,85 persen (ytd) dan naik tipis menjadi 6,96 persen hingga 21 Mei 2025.