Utang Negara Makin Menggunung, Masa Depan Keuangan Indonesia Terancam?
Tanggal: 17 Mei 2025 13:20 wib.
Tampang.com | Pemerintah Indonesia terus menambah utang untuk membiayai berbagai program pembangunan dan penanganan pandemi. Namun, lonjakan utang ini menimbulkan pertanyaan serius terkait keberlanjutan fiskal dan dampak beban anggaran pada masa depan.
Utang Naik, Defisit Anggaran Membesar
Laporan terbaru Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa total utang pemerintah telah menembus Rp7.000 triliun, meningkat hampir 10% dibanding tahun sebelumnya. Defisit anggaran pun melebar, memaksa pemerintah menyiapkan porsi pembayaran bunga yang semakin besar.
“Semakin besar utang, semakin berat beban pembayaran bunganya yang mengurangi ruang fiskal untuk program sosial,” kata ekonom senior, Rini Wijaya.
Utang untuk Pembangunan atau Konsumsi?
Kritik muncul terhadap sebagian penggunaan utang yang dianggap kurang produktif. Beberapa proyek dinilai belum menunjukkan hasil konkret, sementara utang dipakai untuk menutupi defisit konsumsi pemerintah.
“Utang harus diarahkan pada investasi yang menghasilkan, bukan sekadar menutup lubang,” ujar Rini.
Risiko bagi Generasi Mendatang
Jika tidak dikelola dengan bijak, utang yang membengkak akan menjadi beban berat bagi generasi mendatang. Pajak yang lebih tinggi atau pemotongan anggaran penting bisa jadi langkah yang harus diambil.
Solusi: Transparansi dan Prioritas Anggaran
Para ahli mendesak pemerintah untuk meningkatkan transparansi pengelolaan utang dan memprioritaskan penggunaan anggaran pada sektor produktif seperti infrastruktur, pendidikan, dan teknologi.
“Manajemen utang yang sehat adalah kunci menjaga stabilitas ekonomi dan kepercayaan investor,” tutup Rini.