UMR Tak Sebanding Biaya Hidup, Buruh Dipaksa Bertahan di Tengah Ketimpangan!
Tanggal: 13 Mei 2025 23:47 wib.
Tampang.com | Pemerintah telah menetapkan Upah Minimum Regional (UMR) 2025, namun alih-alih membawa angin segar bagi para pekerja, banyak buruh justru mengaku kecewa. Kenaikan yang diberikan dianggap tak realistis jika dibandingkan dengan laju inflasi dan kebutuhan hidup di kota besar.
UMR Naik, Tapi Tak Kejar Kebutuhan
Di Jakarta, UMR 2025 ditetapkan sebesar Rp5,3 juta. Meski terdengar besar, angka ini masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar satu keluarga kecil. Biaya kontrakan, transportasi, makanan, dan pendidikan terus melonjak, jauh meninggalkan upah minimum.
“Setiap bulan harus gali lubang tutup lubang. UMR cuma cukup buat hidup sendiri, belum keluarga,” kata Rudi, buruh pabrik di Tangerang.
Ketimpangan Semakin Lebar
Kenaikan UMR juga tidak seragam. Di beberapa daerah seperti Jawa Tengah dan NTB, UMR hanya berkisar antara Rp2,1 juta hingga Rp2,5 juta. Sementara harga kebutuhan pokok relatif serupa, menciptakan kesenjangan yang tajam antarwilayah.
“Bagaimana bisa bicara keadilan sosial kalau upah di satu provinsi hanya setengah dari yang lain?” ujar Siti, aktivis ketenagakerjaan dari Konfederasi Serikat Buruh Indonesia (KSBI).
Sistem Penentuan UMR Dikritik
Penetapan UMR selama ini dianggap tidak transparan dan terlalu mengandalkan rumus ekonomi makro tanpa mempertimbangkan realitas lapangan. Buruh sering kali tidak dilibatkan secara bermakna dalam proses penentuan upah.
“Kami hanya jadi pelengkap formal. Pemerintah lebih mendengar pengusaha daripada pekerja,” tambah Siti.
Solusi: Revisi Mekanisme Penetapan dan Perluas Skema Jaminan
Pakar ketenagakerjaan mendorong adanya revisi menyeluruh terhadap sistem pengupahan nasional. Selain meninjau ulang formula UMR, perluasan skema jaminan sosial dan insentif bagi pekerja juga perlu diperkuat untuk menjaga daya beli.
“Upah yang layak bukan hanya angka. Ini soal martabat manusia dan masa depan ekonomi nasional,” ujar Dr. Rizal Maulana, ekonom ketenagakerjaan dari Universitas Indonesia.