UMKM Menjerit, Biaya Kirim Barang Antar Pulau Naik hingga 40 Persen
Tanggal: 23 Mei 2025 07:06 wib.
Tampang.com | Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia kembali menghadapi tekanan berat. Kali ini datang dari kenaikan biaya pengiriman barang antar pulau yang mencapai 30–40 persen dalam dua bulan terakhir.
Kenaikan Ongkir Ganggu Arus Distribusi
Ongkos kirim barang dari wilayah timur ke barat Indonesia, maupun sebaliknya, melonjak akibat berbagai faktor mulai dari kenaikan harga bahan bakar, tarif tol laut, hingga biaya operasional ekspedisi.
“Biasanya kirim ke Kalimantan Rp25 ribu per kg, sekarang bisa Rp35–40 ribu. Kalau volume besar, makin terasa,” ujar pelaku UMKM makanan ringan di Makassar.
UMKM Terpaksa Kurangi Pengiriman dan Harga Promosi
Dampaknya, banyak UMKM terpaksa mengurangi frekuensi pengiriman, menaikkan harga jual, atau bahkan berhenti melayani pesanan dari luar pulau. Beberapa pelaku usaha juga mulai menghentikan program gratis ongkir dan diskon yang selama ini jadi daya tarik utama.
“Konsumen jadi mundur karena harga total belanja mereka membengkak. Kami juga bingung, kalau ongkir ditanggung sendiri, rugi,” keluh pengusaha kerajinan tangan dari Yogyakarta.
Peran Logistik Sangat Vital Bagi UMKM
Dalam ekosistem UMKM digital yang makin berkembang, logistik memegang peran vital. Dengan kenaikan biaya kirim yang tak terkendali, upaya pemerintah untuk mendorong pemerataan ekonomi berbasis digital di seluruh daerah bisa terhambat.
Pelaku usaha berharap pemerintah ikut campur dengan memberi subsidi logistik atau membuka jalur distribusi baru yang lebih efisien untuk pelaku UMKM, terutama di luar Pulau Jawa.
Ekosistem Digital Butuh Dukungan Infrastruktur Merata
Pakar ekonomi menyebut bahwa ekosistem ekonomi digital akan stagnan bila tantangan logistik tidak diselesaikan. Infrastruktur pelabuhan, jalur darat, dan regulasi ekspedisi perlu dibenahi agar biaya distribusi tidak menjadi penghalang pertumbuhan UMKM yang saat ini menyumbang lebih dari 60% PDB Indonesia.