UMKM Makin Terjepit, Biaya Kirim Barang Lewat Ekspedisi Naik Lagi Mulai Akhir Mei!
Tanggal: 27 Mei 2025 22:30 wib.
Tampang.com | Kabar kurang menyenangkan datang bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Mulai akhir Mei ini, sejumlah perusahaan ekspedisi besar mengumumkan kenaikan tarif pengiriman barang, yang disebut-sebut sebagai penyesuaian atas lonjakan biaya operasional dan bahan bakar.
Tarif Naik, Margin Usaha Kian Tipis
Beberapa pelaku UMKM mengaku kenaikan tarif pengiriman sangat memberatkan, terutama bagi bisnis yang mengandalkan penjualan online. Kenaikan tarif mencapai rata-rata 10–15 persen, tergantung zona dan berat paket.
“Satu paket ukuran kecil yang biasanya Rp9.000 sekarang jadi Rp10.500. Kalau sehari kirim 50 paket, sudah beda jauh di biaya,” keluh pemilik usaha baju online.
Efek Domino ke Harga Jual Produk
Kondisi ini memaksa sebagian UMKM menaikkan harga jual produk mereka, agar tidak merugi. Namun di sisi lain, daya beli masyarakat juga sedang turun, sehingga risiko kehilangan pembeli menjadi lebih tinggi.
Sebagian pelaku usaha memilih menyiasatinya dengan subsidi ongkir, tapi itu hanya solusi sementara yang menggerus margin keuntungan.
Dipicu Biaya BBM dan Perawatan Armada
Kenaikan tarif ekspedisi disebut sebagai dampak dari lonjakan harga bahan bakar industri, suku cadang kendaraan, hingga upah tenaga logistik. Beberapa penyedia jasa ekspedisi menyatakan tak bisa lagi menahan beban operasional yang terus membengkak sejak awal tahun.
Selain itu, permintaan layanan kilat dan same day delivery yang meningkat turut mendorong penyesuaian tarif agar tetap kompetitif sekaligus berkelanjutan.
UMKM Minta Solusi Konkret
Asosiasi UMKM mendesak agar pemerintah tidak tinggal diam dan segera memberikan solusi konkret. Misalnya, dengan menghadirkan subsidi logistik untuk pelaku usaha kecil atau insentif pajak bagi jasa ekspedisi yang tetap mempertahankan tarif murah.
“Jika tidak ada intervensi, pelaku UMKM bisa banyak yang tutup karena ongkir tak terjangkau,” ujar salah satu pengurus komunitas UMKM nasional.
Digitalisasi Tak Cukup Tanpa Akses Logistik Murah
Di tengah dorongan digitalisasi UMKM, hambatan logistik menjadi tantangan besar yang belum terselesaikan. Pelaku usaha menilai bahwa akses internet dan platform jualan online saja tidak cukup jika biaya distribusi produk terus melambung.