UMKM di Tengah Tekanan Digitalisasi, Siapkah Mereka Bertahan dan Berkembang?
Tanggal: 9 Mei 2025 20:53 wib.
Tampang.com | Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) masih menjadi penggerak utama ekonomi Indonesia dengan kontribusi lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, di tengah percepatan transformasi digital, banyak pelaku UMKM justru belum siap beradaptasi dan berinovasi.
Transformasi Digital Jadi Tantangan Besar
Meskipun digitalisasi dianggap sebagai solusi untuk meningkatkan daya saing, kenyataannya lebih dari 70% UMKM belum memiliki sistem penjualan digital yang memadai. Banyak pelaku usaha masih bergantung pada cara konvensional, dari pemasaran hingga pencatatan keuangan.
“Masih banyak pelaku UMKM yang belum paham bagaimana cara memanfaatkan platform digital seperti e-commerce atau media sosial secara optimal,” ujar Rendra, pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada.
Minim Akses Teknologi dan Edukasi
Masalah utama bukan hanya soal ketersediaan teknologi, tetapi juga akses terhadap pelatihan dan pendampingan. Di daerah-daerah, infrastruktur internet masih jadi hambatan besar. Selain itu, banyak pelaku UMKM merasa asing dengan istilah-istilah teknologi yang dianggap rumit.
“Saya pernah ikut pelatihan digital marketing, tapi setelah selesai bingung juga mau mulai dari mana. Harus ada pendampingan lanjutan,” kata Intan, pemilik usaha kuliner rumahan di Semarang.
Persaingan Semakin Ketat di Ranah Digital
Platform e-commerce memang membuka peluang besar, tetapi juga menghadirkan persaingan yang sangat ketat. Produk dari UMKM lokal harus bersaing dengan merek besar dan bahkan produk impor yang seringkali lebih murah.
“Tanpa strategi branding dan pemasaran digital yang kuat, UMKM akan tertinggal dan sulit bersaing,” tambah Rendra.
Langkah Dukungan Pemerintah dan Swasta
Pemerintah telah meluncurkan berbagai program seperti UMKM Go Digital dan pelatihan daring, namun belum menyentuh semua pelaku usaha secara merata. Keterlibatan sektor swasta juga dibutuhkan untuk membuka akses modal, pasar, dan teknologi yang lebih inklusif.
Dengan kolaborasi yang kuat, UMKM Indonesia tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga tumbuh menjadi kekuatan ekonomi digital baru yang mampu bersaing di pasar global.