UMK Naik tapi Tak Cukup, Buruh di Kota Besar Tetap Sulit Bertahan Hidup!
Tanggal: 14 Mei 2025 20:15 wib.
Tampang.com | Pemerintah resmi mengumumkan kenaikan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) untuk 2025. Namun, di berbagai kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, kalangan buruh menilai kenaikan tersebut tidak mencerminkan realitas harga kebutuhan pokok yang terus meroket.
UMK Naik, Tapi Harga Naik Lebih Cepat
Meski rata-rata UMK mengalami kenaikan 3-4 persen, inflasi tahunan dan kenaikan harga sewa, bahan makanan, serta transportasi membuat daya beli buruh tetap merosot.
“Kenaikan UMK cuma Rp200 ribu, tapi harga beras, kontrakan, dan ongkos naik terus. Ujung-ujungnya tetap minus,” keluh Heri, buruh pabrik di kawasan Cikarang.
Buruh Sulit Menabung, Apalagi Meningkatkan Kualitas Hidup
Hidup dari gaji minimum kini tak lagi realistis untuk banyak buruh, apalagi yang memiliki tanggungan keluarga. Uang habis hanya untuk bertahan hidup, tanpa ruang untuk menabung, pendidikan anak, atau peningkatan keterampilan.
“UMK sekarang cuma cukup buat makan dan ongkos kerja. Boro-boro buat sekolah anak atau darurat sakit,” ujar Siti, buruh tekstil di Surabaya.
Ketimpangan Antara UMK dan Kebutuhan Hidup Layak
Laporan terbaru dari Lembaga Riset Ekonomi Rakyat menunjukkan bahwa mayoritas UMK 2025 masih berada jauh di bawah angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Di DKI Jakarta, misalnya, UMK 2025 sebesar Rp5,2 juta, sementara KHL mencapai Rp7,1 juta per bulan.
Pemerintah Dinilai Setengah Hati Lindungi Buruh
Serikat pekerja menyayangkan sikap pemerintah yang masih mengacu pada formula penghitungan upah baru (UU Cipta Kerja) yang dianggap kurang berpihak pada buruh. Mereka menuntut adanya revisi formula dan pelibatan lebih besar dari pihak serikat buruh dalam penentuan UMK.
Solusi: Evaluasi Formula UMK dan Perluas Bantuan Langsung
Para ekonom menyarankan agar pemerintah tidak hanya mengandalkan UMK sebagai alat tunggal perlindungan buruh. Perluasan akses pada bantuan sosial, subsidi transportasi, dan perlindungan perumahan menjadi langkah pelengkap yang mendesak.