Sumber foto: Unsplash

Transaksi QRIS Melebihi Atm, Bank Indonesia Rilis Data Transaksi Digital

Tanggal: 25 Mei 2024 14:08 wib.
Bank Indonesia (BI) telah mencatat pertumbuhan kinerja transaksi sistem pembayaran yang tetap kuat. Data yang dirilis menunjukkan bahwa pada April 2024, transaksi BI-RTGS meningkat sebesar 18,65% (yoy), mencapai angka yang sangat mencengangkan, yakni sebesar Rp13.112,22 triliun.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan dalam konferensi pers pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2024 di Gedung Thamrin Bank Indonesia pada Rabu, 22 Mei 2024, bahwa "Transaksi BI-FAST tumbuh hingga 56,70% (yoy) dan mencapai angka fantastis sebesar Rp612,90 triliun."

Selain itu, data tersebut juga menunjukkan bahwa nominal transaksi perbankan digital mencapai angka luar biasa sebesar Rp5.340,92 triliun, meningkat sebesar 19,08% (yoy), dan nominal transaksi Uang Elektronik (UE) juga mengalami peningkatan sebesar 33,99% (yoy) hingga mencapai angka sebesar Rp90,44 triliun.

Tidak hanya itu, BI juga mencatat pertumbuhan yang sangat signifikan dalam transaksi QRIS, yang meningkat sebesar 194,06% (yoy). Jumlah pengguna QRIS mencapai 48,90 juta dan jumlah pedagang atau merchant yang menerima pembayaran melalui QRIS mencapai 31,86 juta.

Namun, data yang menarik perhatian adalah penurunan signifikan dalam transaksi menggunakan kartu ATM/D yang turun sebesar 12,49% (yoy), mencapai angka sebesar Rp619,19 triliun. Sementara itu, transaksi menggunakan kartu kredit tetap menunjukkan pertumbuhan yang solid, meningkat sebesar 11,67% (yoy) hingga mencapai Rp34,39 triliun.

Pertumbuhan yang pesat dalam transaksi pembayaran digital, yang diwakili oleh QRIS, telah menghadirkan pergeseran yang signifikan dalam perilaku konsumen dan pedagang. Penggunaan uang tunai dan transaksi menggunakan kartu ATM/D mulai tergusur oleh semakin populer dan mudahnya transaksi menggunakan QRIS. Hal ini juga menandai semakin meluasnya penerimaan terhadap transaksi digital di tengah masyarakat.

Peningkatan pertumbuhan transaksi digital, terutama melalui QRIS, mengindikasikan bahwa platform digital menjadi pilihan utama dalam melakukan transaksi sehari-hari. Hal ini sejalan dengan tren global di mana masyarakat semakin terbiasa dengan gaya hidup digital yang memudahkan mereka dalam melakukan berbagai transaksi, mulai dari pembelian barang dan jasa hingga pembayaran tagihan.

Diperkirakan bahwa tren ini akan terus berlanjut seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan pergeseran perilaku konsumen yang cenderung lebih memilih transaksi yang mudah, cepat, dan aman. Hal ini juga menunjukkan bahwa pemerintah dan pelaku industri perbankan perlu terus berinovasi dalam menghadirkan layanan finansial yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Selain itu, perlu juga dipertimbangkan bahwa perkembangan transaksi digital yang berkelanjutan akan memberikan dampak pada kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, regulator dan pelaku industri perbankan perlu untuk terus memonitor dan mengantisipasi perkembangan tersebut agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dalam ekosistem pembayaran.

Di tengah perkembangan transaksi digital yang pesat, penting untuk memastikan bahwa infrastruktur pembayaran digital terus ditingkatkan, termasuk keamanan, kecepatan, dan ketersediaan layanan. Hal ini akan menjadi kunci dalam memastikan bahwa masyarakat dan pelaku usaha dapat terus menerima manfaat dari transisi ke pembayaran digital, sambil juga menjaga stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan.

Sejalan dengan pertumbuhan transaksi digital yang sangat positif, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk asosiasi perbankan, fintech, pedagang, dan pemerintah, untuk memastikan bahwa pembangunan ekosistem pembayaran digital dapat berjalan dengan baik. Langkah-langkah ini juga merupakan bagian dari upaya untuk mewujudkan inklusi keuangan yang merata dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.

Dengan berbagai gejolak dan perubahan yang terjadi dalam ekosistem pembayaran, baik dari sisi teknologi maupun perilaku konsumen, regulator dan pelaku industri perbankan perlu untuk terus beradaptasi dan melakukan inovasi guna menjaga stabilitas sistem keuangan serta memastikan bahwa keberlangsungan ekosistem pembayaran digital dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat dan perekonomian secara keseluruhan.

Dalam konteks ini, kolaborasi antara regulator, pelaku industri perbankan, dan asosiasi terkait akan menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi perubahan yang terus menerus terjadi dalam ekosistem pembayaran. Dengan demikian, Indonesia dapat terus memperkuat posisinya sebagai salah satu pemimpin dalam adopsi dan pengembangan ekosistem pembayaran digital yang inklusif dan inovatif.

Pertumbuhan transaksi QRIS yang mengalami lonjakan pesat telah mengindikasikan pergeseran yang signifikan dalam perilaku konsumen dan pedagang. Saat ini, kita melihat bahwa transaksi menggunakan uang tunai dan kartu ATM/D mulai tergusur oleh semakin populer dan mudahnya transaksi menggunakan QRIS. Hal ini juga menandai semakin meluasnya penerimaan terhadap transaksi digital di tengah masyarakat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved