Sumber foto: Goggle

TPIA dan BBRI Menghentikan Penerbitan Obligasi, Ini Kata Analis

Tanggal: 19 Jul 2024 13:23 wib.
Sejumlah analis menanggapi beberapa emiten yang menghentikan penerbitan obligasi. Misalnya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang menghentikan pelaksanaan penawaran umum obligasi berwawasan lingkungan berkelanjutan I tahun 2022. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) juga menghentikan penawaran umum berkelanjutan obligasi berkelanjutan IV. 

Menurut Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, TPIA dan BBRI melakukan hal itu demi menghindari potensi kenaikan cost of fund atau biaya dana. Selain itu, penghentian obligasi ini merupakan bagian dari good governance perusahaan tersebut.

“Saya serahkan semua kepada good governance yang diterapkan oleh TPIA maupun juga BBRI dalam memulai melakukan penyetoran, penerbitan, obligasi,” kata Nafan kepada Katadata.co.id, Rabu (17/7). 

Di samping itu, Nafan menyebut hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk untuk menghindari potensi kenaikan biaya dana yang dipengaruhi oleh suku bunga. Nafan menjelaskan bahwa jika suku bunga tinggi, biaya dana juga berpotensi meningkat. 

Namun, ia menambahkan bahwa prospek suku bunga ini berkaitan dengan potensi penerapan kebijakan moneter ekspansif oleh bank sentral. Kebijakan ini akan dimulai pada tahun 2024 sehingga diharapkan dapat mengurangi tekanan atau potensi kenaikan biaya dana di masa mendatang.

“Ya, semestinya demikian. Kecuali kalau misalnya suku bunga yang masih dipertahankan relatif tinggi, ini biasanya ini juga menjadi alasan penerbitan obligasi dihentikan dulu untuk sementara waktu,” kata Nafan.  
Sejauh ini, Nafan menilai iklim investasi di pasar obligasi sangat kondusif. Di Indonesia, Credit Default Swap (CDS) berjangka lima tahun berada jauh di bawah level 100. Hal ini menunjukkan bahwa investasi di pasar obligasi relatif minim risiko. Tak hanya itu, penerbitan obligasi masih terus berlanjut, kecuali jika terjadi peningkatan risiko dalam berinvestasi di obligasi domestik. 

Namun jika kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury) terus-menerus terjadi, hal ini mengindikasikan potensi resesi ekonomi global. Dalam kondisi tersebut, Nafan menilai penerbitan obligasi akan sangat berisiko dan mungkin tidak terbayar.

BRI Setop Dulu Penerbitan Obligasi Berwawasan Lingkungan
Sebelumnya, BRI mengumumkan akan menghentikan penerbitan Penawaran Umum Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank BRI Tahun 2022 meskipun masih ada sisa plafon Rp 1,5 triliun. Direksi Bank BRI menyatakan izin pelaksanaan penerbitan obligasi berkelanjutan itu telah berakhir pada 12 Juli 2024.

Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), direksi BRI menyebut realisasi penerbitan PUB Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan tersebut mencapai Rp 13,5 triliun dari total plafon Rp 15 triliun. 

Secara rinci, penerbitan obligasi berkelanjutan berwawasan lingkungan itu dilaksanakan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama, BRI menerbitkan obligasi senilai Rp 5 triliun pada 20 Juli 2022. Pada tahap kedua, perusahaan menerbitkan obligasi senilai Rp 6 triliun pada 17 Oktober 2023. Pada tahap ketiga, perseroan menerbitkan obligasi senilai Rp 2,5 triliun pada 20 Maret 2024. 

Direksi BRI menyebut ada dua pertimbangan yang mendasari keputusan perusahaan untuk tidak melanjutkan penerbitan obligasi berkelanjutan berwawasan lingkungan tersebut. Suku bunga global diproyeksikan akan mulai turun 2024 sehingga dapat memengaruhi cost of fund penerbitan surat berharga. 

“Oleh karena itu, penerbitan instrumen jangka panjang saat ini dinilai kurang optimal bagi perseroan," ujar direksi BRI, dalam suratnya kepada BEI, Jumat (12/7). 

TPIA Hentikan Penerbitan Obligasi
Selain BRI, emiten petrokimia PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) juga menghentikan Obligasi Berkelanjutan IV. Adapun target dana PUB IV yang dihimpun Rp 8 triliun.

Selama periode PUB IV, telah diterbitkan:

PUB IV Tahap I Tahun 2022 Rp 2 triliun
PUB IV Tahap II Tahun 2023 Rp 1,25 triliun
PUB IV Tahap III Tahun 2023 Rp 1 triliun
PUB IV Tahap IV Tahun 2024 Rp 1,5 triliun
Dengan demikian total nilai realisasi PUB IV yang dihimpun Rp 5,75 triliun dan sisa target dana PUB IV yang dihimpun Rp 2,25 triliun.

Direktur TPIA mengatakan perusahaan memutuskan untuk tidak melanjutkan penerbitan PUB IV meskipun masih ada batas waktu sampai dengan 29 Juli 2024. Perusahaan memiliki kelebihan dana sehingga mampu mencukupi kebutuhan pendanaan perusahaan.

“Dengan dukungan keuangan yang kuat dari berbagai sumber dan kumpulan likuiditas yang kuat,” kata direktur TPIA, dalam keterangannya, Jumat (12/7).. 


Sejumlah emiten di pasar keuangan Indonesia, seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), menghentikan penerbitan obligasi. Keputusan tersebut disikapi beragam oleh para analis dan pelaku pasar. Hal ini mengindikasikan dinamika pasar obligasi dan faktor-faktor yang memengaruhi perusahaan dalam mengambil keputusan terkait penerbitan obligasi.

Menurut Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, tindakan BBRI dan TPIA untuk menghentikan penerbitan obligasi dilakukan demi menghindari potensi kenaikan cost of fund atau biaya dana. Selain itu, penghentian obligasi ini juga merupakan bagian dari upaya untuk menjaga good governance perusahaan. Keputusan ini juga merupakan respons terhadap berbagai faktor, termasuk untuk menghindari potensi kenaikan biaya dana yang dipengaruhi oleh suku bunga. Lebih lanjut, prospek suku bunga ini berkaitan dengan potensi penerapan kebijakan moneter ekspansif oleh bank sentral. Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi tekanan atau potensi kenaikan biaya dana di masa mendatang.

Kondisi pasar obligasi di Indonesia terlihat sangat kondusif menurut Nafan, dengan Credit Default Swap (CDS) berjangka lima tahun berada jauh di bawah level 100, menunjukkan bahwa investasi di pasar obligasi relatif minim risiko. Meskipun demikian, Nafan menekankan bahwa kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury) yang terus-menerus terjadi dapat mengindikasikan potensi resesi ekonomi global, yang mana dapat membawa risiko tinggi bagi penerbitan obligasi.

Bank BRI mengumumkan akan menghentikan penerbitan Penawaran Umum Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank BRI Tahun 2022 meskipun masih ada sisa plafon Rp 1,5 triliun. Hal ini disebabkan oleh proyeksi penurunan suku bunga global tahun 2024 yang dapat memengaruhi cost of fund penerbitan surat berharga. Alasan kedua yang mendasari keputusan Bank BRI adalah fokus untuk memenuhi likuiditas kegiatan usaha perseroan dengan memf
Copyright © Tampang.com
All rights reserved