Tol Naik Lagi, Infrastruktur Jadi Beban atau Solusi?
Tanggal: 11 Mei 2025 09:48 wib.
Tampang.com | Tarif tol di berbagai ruas utama di Pulau Jawa dan Sumatra kembali mengalami kenaikan per Mei 2025. Meski pemerintah berdalih bahwa ini bagian dari penyesuaian periodik berdasarkan regulasi, masyarakat mempertanyakan manfaat infrastruktur yang dibangun dengan dana publik jika akhirnya justru membebani rakyat.
Tarif Tol Naik, Ongkos Harian Ikut Terdongkrak
Pengguna kendaraan pribadi dan logistik melaporkan lonjakan biaya harian akibat kenaikan tarif tol. Di beberapa ruas seperti Jakarta–Cikampek, Trans Jawa, hingga tol Sumatra, tarif naik antara Rp2.000 hingga Rp15.000, tergantung golongan kendaraan.
“Kalau dipakai harian untuk kerja atau kirim barang, selisih itu jadi sangat terasa. Bukan cuma sekali lewat,” ujar Toni, sopir logistik dari Karawang.
Investasi Infrastruktur Tak Selalu Pro-Rakyat
Sejumlah pengamat menilai bahwa skema pembiayaan jalan tol saat ini lebih berorientasi pada pengembalian investasi swasta dan BUMN, bukan pada keberpihakan terhadap pengguna jalan. Masyarakat akhirnya menanggung beban dari proyek-proyek besar tersebut melalui tarif yang terus naik.
“Jalan tol kita dibangun dengan semangat konektivitas, tapi sayangnya juga jadi ladang profit yang membebani rakyat kecil,” kata Linda Mawarni, analis kebijakan publik.
Transportasi Umum Belum Siap Jadi Alternatif
Ironisnya, kenaikan tarif tol tidak dibarengi dengan ketersediaan transportasi umum yang layak dan merata. Bagi banyak warga, khususnya di luar kota besar, jalan tol tetap jadi pilihan utama meski harganya makin mahal.
“Kalau ada kereta atau bus layak dan terjangkau, mungkin orang bisa pilih itu. Tapi kenyataannya belum merata,” tambah Linda.
Solusi: Skema Tarif Progresif dan Evaluasi Kebijakan Investasi
Pengamat menyarankan pemerintah mempertimbangkan skema tarif progresif berdasarkan waktu tempuh atau intensitas penggunaan, serta mengevaluasi kembali orientasi kebijakan pembangunan jalan tol.
“Infrastruktur harusnya mempermudah hidup, bukan justru menambah tekanan finansial,” tutup Linda.