Sumber foto: Kompas.com

Tokio Marine Indonesia Catat Premi Rp 2,3 Triliun pada 2024, Laba Bersih Melonjak 22,2 Persen

Tanggal: 29 Mei 2025 22:37 wib.
Jakarta, Tampang.com – PT Asuransi Tokio Marine Indonesia (TMI) membukukan premi senilai Rp 2,3 triliun sampai akhir tahun 2024. Angka ini menunjukkan kenaikan 3,1 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Presiden Direktur PT Asuransi Tokio Marine Indonesia (TMI), Sancoyo Setiabudi, menjelaskan bahwa peningkatan jumlah premi tersebut terbilang kecil dibandingkan pencapaian sebelumnya. "Peningkatan yang menurut saya kecil ya. Itu salah satu yang terendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata dia dalam Konferensi Pers Peringatan HUT ke-50 Tokio Marine Indonesia, Rabu (28/5/2025).


Dampak Penurunan Industri Kendaraan Baru

Sancoyo menambahkan, kondisi ekonomi tahun lalu sangat memengaruhi penurunan industri kendaraan baru, yang berdampak pada pertumbuhan premi perusahaan. "Kalau kami perhatikan tahun ini, sebetumnya itu terus menurun," imbuh dia.

Ia juga mengungkapkan bahwa Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) telah memberikan sinyal kepada pemerintah agar bisa mendapatkan insentif. Hal itu lantaran pajak kendaraan motor di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di seluruh dunia. "Apalagi kalau dibandingkan dengan negara tetangga, kami tinggi sekali," terang Sancoyo.


Profitabilitas yang Signifikan

Meskipun pertumbuhan premi melambat, Tokio Marine membukukan laba bersih Rp 297 miliar pada tahun 2024. Angka itu naik 22,2 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, pendapatan underwriting perusahaan tumbuh 14,6 persen.

Rasio solvabilitas atau risk based capital (RBC) Tokio Marine tercatat senilai 393 persen, jauh di atas batas minimum yang disyaratkan regulator. "Walaupun pertumbuhan premi hanya tumbuh 3,1 persen, tetapi pertumbuhan profit sangat signifikan," tutup Sancoyo.

Capaian ini menunjukkan kemampuan Tokio Marine Indonesia dalam menjaga profitabilitas di tengah tantangan pasar dan perlambatan di beberapa sektor industri yang menjadi lini bisnis utamanya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved