Sumber foto: Unsplash

The Fed Tetap Galak, Harga Emas Dunia Meredup

Tanggal: 4 Jul 2024 00:02 wib.
Harga emas dunia membuka perdagangan dengan kenaikan tipis setelah Ketua Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, Jerome Powell tidak memberikan sinyal pasti mengenai rencana pemotongan suku bunga. Berdasarkan data dari Refinitiv, harga emas di pasar spot pada hari Rabu (3/7/2024) berada di angka US$2.330,62 per troy ons, mengalami kenaikan sebesar 0,07% dibandingkan dengan posisi sebelumnya.

Sementara pada perdagangan hari sebelumnya (2/7/2024), harga emas di pasar spot ditutup melemah menjadi US$2.329,28 per troy ons. Hal ini menunjukkan adanya fluktuasi harga emas yang sensitif terhadap isu suku bunga dan kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh The Fed.

Menurut Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures, "Pasar masih sangat sensitif terhadap diskusi apa pun mengenai suku bunga atau apa pun yang berkaitan dengan kebijakan Fed. Jadi, saya pikir ini masih dalam momentum menunggu dan melihat."

The Fed masih menantikan berbagai data untuk memastikan langkah pemangkasan suku bunga yang akan diambil. Faktor utama yang menjadi perhatian The Fed adalah inflasi yang perlu terkendali. Jerome Powell menjelaskan bahwa The Fed membutuhkan lebih banyak data sebelum memutuskan untuk memangkas suku bunga, terutama untuk memastikan bahwa inflasi yang terjadi baru-baru ini memberikan gambaran yang akurat tentang tekanan harga.

Data pada bulan Mei menunjukkan bahwa ukuran inflasi yang menjadi perhatian The Fed tidak mengalami peningkatan, sementara tingkat kenaikan harga dalam periode 12 bulan telah melandai menjadi 2,6%. Meskipun masih berada di atas target bank sentral sebesar 2%, namun angka tersebut menunjukkan adanya penurunan.

Jerome Powell menyatakan, "Kami hanya ingin memahami bahwa tingkat yang kami lihat adalah gambaran yang akurat tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan inflasi." Beliau juga menekankan bahwa The Fed ingin lebih yakin dengan data yang dimiliki dan berpendapat bahwa kekuatan ekonomi Amerika Serikat memberi kesempatan bagi mereka untuk mengambil keputusan dengan hati-hati.

Perhatian pasar saat ini beralih ke data non-farm payroll (gaji non-pertanian) yang akan dirilis pada hari Jumat. Data tersebut dianggap penting dalam menilai kekuatan pasar tenaga kerja AS terhadap latar belakang tingginya suku bunga dalam beberapa dekade terakhir.

Harga emas dunia mengalami penurunan sebesar 5% dari rekor tertinggi yang dicapai pada 20 Mei sebesar $2.449,89 per troy ons. Penurunan ini terjadi setelah adanya permintaan safe-haven yang dipicu oleh ketidakpastian geopolitik dan ekonomi serta pembelian yang dilakukan oleh bank sentral.

Seorang pedagang menyatakan, "Permintaan fisik masih lesu di pasar-pasar utama seperti India dan Turki, namun ada tanda-tanda pemulihan di sana karena konsumen ingin melindungi diri dari faktor-faktor lain seperti inflasi lokal yang tetap tinggi."

Dari segi ekonomi global, perubahan kebijakan suku bunga yang dilakukan oleh The Fed memiliki dampak yang signifikan terhadap pasar komoditas, termasuk harga emas. Pemangkasan suku bunga akan mendorong penurunan imbal hasil obligasi, yang kemudian akan mendukung harga emas. Namun, ketidakpastian mengenai kebijakan The Fed yang masih menyisakan ruang untuk diperdebatkan menyebabkan fluktuasi harga emas yang signifikan.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved