Sumber foto: nasional.tempo.co

Teten Beberkan 3 Faktor Utama Menghambat Perkembangan Start Up RI di Pasar Internasional

Tanggal: 17 Sep 2024 19:45 wib.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenkopUKM) Teten Masduki memaparkan bahwa pelaku usaha start up di Indonesia menghadapi tantangan yang cukup besar dalam memasuki pasar internasional. Dalam upaya mendorong perkembangan start up di pasar global, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) telah memberikan pendampingan, akselerasi, serta inkubasi kepada 713 start up. Tujuan dari upaya ini adalah untuk mendorong munculnya entrepreneur kelas dunia dan menciptakan ekonomi baru di Tanah Air.

Dalam acara Sharing Session Start Up Go Global 2024 di Kantor Kemenkop UKM pada Selasa, 17 September 2024, Teten Masduki menyampaikan pandangannya terkait dengan faktor-faktor utama yang menjadi hambatan bagi start up Indonesia dalam mengembangkan bisnisnya di pasar internasional. Tiga faktor utama yang disorot Teten Masduki antara lain adalah akses ke pasar internasional, kapasitas dan skalabilitas, serta pembangunan kolaborasi dan jaringan internasional.

Dalam menghadapi tantangan pertama, yaitu akses ke pasar global, Teten Masduki menekankan bahwa pelaku usaha start up harus memiliki pemahaman mendalam terkait pasar internasional, termasuk regulasi, budaya bisnis, serta preferensi konsumen di negara-negara target. Menurutnya, memahami perbedaan budaya bisnis dan keinginan konsumen dari masing-masing negara menjadi hal yang penting dalam menghadapi persaingan di tingkat internasional.

Selanjutnya, tantangan kedua yang dihadapi oleh start up adalah terkait dengan kapasitas dan skalabilitas. Teten Masduki menyoroti perlunya membangun kapasitas dan strategi untuk melakukan ekspansi bisnis, baik dari sisi teknologi, inovasi, sumber daya manusia, maupun modal. Start up perlu mampu beradaptasi dengan dinamika pasar global dan memiliki kemampuan untuk bersaing secara kompetitif.

Selain itu, faktor penting lainnya adalah bagaimana start up dapat membangun kolaborasi dan jaringan internasional. Teten Masduki memperjelas bahwa menjalin kemitraan dengan berbagai pihak di luar negeri, termasuk pemerintah, lembaga riset, dan korporasi global, merupakan hal yang krusial dalam mengembangkan bisnis start up di pasar internasional. Menciptakan jejaring yang kuat dengan pemangku kepentingan di berbagai negara dapat membantu start up untuk menembus pasar global dengan lebih baik.

Meskipun demikian, Teten Masduki juga mengakui bahwa pengembangan ekosistem start up di Indonesia masih belum optimal. Beliau menyatakan bahwa Kementerian Koperasi dan UKM perlu bekerja sama dengan berbagai kementerian, lembaga, asosiasi, dan mitra strategis lainnya untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan start up. Di sini peran lembaga riset sangat penting, karena produk-produk start up yang kompetitif seringkali berasal dari hasil riset yang mendalam.

Tidak hanya itu, Teten Masduki juga menyoroti kurangnya regulasi dan dukungan bisnis yang ada saat ini untuk menopang pertumbuhan ekosistem start up di Indonesia. Oleh karena itu, kerjasama antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Bappenas, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjadi sangat penting dalam menyusun kebijakan yang mendukung perkembangan start up di Tanah Air.

Dalam konteks tersebut, peran Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan dianggap memiliki peran strategis dalam meningkatkan kompetensi start up Indonesia di pasar global. Dengan kolaborasi yang erat antara semua pihak terkait, diharapkan ekosistem start up di Indonesia dapat semakin berkembang dan mampu bersaing di pasar internasional.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved