Tesla Kembali Masuk Klub Triliun Dolar AS, Ini 10 Perusahaan Raksasa Dunia
Tanggal: 13 Mei 2025 19:28 wib.
Tampang.com | Kesepakatan tarif terbaru antara Amerika Serikat dan China membawa dampak positif yang signifikan terhadap pergerakan pasar saham global, khususnya di Wall Street. Saham perusahaan teknologi yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap perdagangan dengan China mengalami lonjakan tajam.
Tesla Naik 7 Persen, Kembali Tembus Kapitalisasi 1 Triliun Dolar AS
Salah satu bintang utama di pasar adalah Tesla, yang mencatatkan kenaikan saham sebesar 7 persen dan ditutup pada harga 318,38 dolar AS pada Senin (12/5/2025) waktu setempat. Kenaikan ini mendorong kapitalisasi pasar perusahaan kendaraan listrik milik Elon Musk kembali menembus angka 1 triliun dolar AS, atau sekitar Rp 16,5 kuadriliun.
Apple dan Nvidia Tak Mau Kalah
Tak hanya Tesla, raksasa teknologi lain juga ikut menguat. Apple mencatatkan lonjakan harga saham hingga 6 persen, sementara Nvidia naik 5 persen. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor kembali menguat terhadap perusahaan-perusahaan yang memiliki eksposur tinggi terhadap perdagangan global, khususnya dengan China.
Daftar Klub Triliun Dolar AS Per Mei 2025
Berikut ini adalah 10 perusahaan dengan kapitalisasi pasar di atas 1 triliun dolar AS, per data companiesmarketcap yang dirilis pada 13 Mei 2025:
Microsoft – 3,339 triliun dolar AS
Apple – 3,148 triliun dolar AS
Nvidia – 3,001 triliun dolar AS
Amazon – 2,215 triliun dolar AS
Alphabet (Google) – 1,926 triliun dolar AS
Saudi Aramco – 1,647 triliun dolar AS
Meta Platforms (Facebook) – 1,607 triliun dolar AS
Berkshire Hathaway – 1,109 triliun dolar AS
Broadcom – 1,041 triliun dolar AS
Tesla – 1,025 triliun dolar AS
Hanya Satu Perusahaan Non-AS
Menariknya, dari 10 perusahaan tersebut, hanya Saudi Aramco yang berasal dari luar Amerika Serikat. Sisanya merupakan perusahaan-perusahaan teknologi dan investasi raksasa yang berbasis di Negeri Paman Sam.
Apa Artinya Bagi Pasar dan Investor?
Kembalinya Tesla ke jajaran klub triliun dolar tidak hanya menunjukkan kekuatan pemulihan perusahaan tersebut, tetapi juga mencerminkan optimisme pasar terhadap masa depan industri kendaraan listrik. Sementara itu, keberhasilan kesepakatan perdagangan AS-China mengindikasikan kemungkinan stabilitas yang lebih besar dalam hubungan dagang global ke depan.