Terancam Tutup VOA PHK 639 Karyawan Hingga Pangkas 85% Total
Tanggal: 23 Jun 2025 09:57 wib.
Voice of America (VOA), lembaga penyiaran internasional milik pemerintah Amerika Serikat (AS), kini berada di ambang penutupan setelah langkah drastis diambil oleh induk organisasinya, U.S. Agency for Global Media (USAGM). Dalam sebuah langkah yang mengejutkan, USAGM mengumumkan pemecatan 639 karyawan, mengakibatkan pemangkasan total sejauh 85 persen dari tenaga kerja yang ada.
Penasihat senior USAGM, Kari Lake, mengonfirmasi bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya pengurangan yang lebih besar. Dengan pengurangan ini, total posisi di USAGM yang dihilangkan mencapai 1.400, menyisakan hanya 250 karyawan yang tetap bertahan di seluruh badan, termasuk VOA dan Office of Cuba Broadcasting. Langkah pemangkasan tersebut dipicu oleh perintah eksekutif yang dikeluarkan oleh mantan Presiden Donald Trump pada Maret 2025. Perintah ini memang menginstruksikan pengurangan besar-besaran di berbagai lembaga federal, termasuk organisasi penyiaran internasional.
VOA, yang telah beroperasi selama lebih dari 80 tahun, memiliki misi untuk menyampaikan berita dan informasi kepada audiens internasional, dengan tujuan mendukung kebebasan berekspresi dan akses informasi yang akurat. Namun, dengan pengurangan jumlah staf yang drastis, kemampuan lembaga ini untuk menjalankan misinya kini dipertanyakan. Pemecatan ratusan karyawan tidak hanya mempengaruhi operasional sehari-hari VOA, tetapi juga mengancam keberlangsungan masa depan lembaga tersebut sebagai sumber informasi yang kredibel di tingkat global.
Kondisi ini seakan mencerminkan tren yang lebih luas di dalam dunia media, di mana banyak lembaga penyiaran dan perusahaan media lainnya juga menghadapi tantangan serupa akibat kebutuhan akan efisiensi dan penghematan anggaran. Meski teknologi dan platform baru bermunculan, tantangan untuk tetap relevan di tengah perubahan cepat dalam konsumsi media membuat banyak lembaga berjuang untuk bertahan.
VOA menghadapi konkurensi yang semakin ketat dari berbagai platform digital yang menawarkan berita dan informasi dengan cara yang lebih cepat dan langsung. Penurunan jumlah staf yang signifikan juga berpotensi memberikan dampak negatif terhadap variasi konten yang dapat disajikan kepada pendengar globalnya. Sebuah lembaga dengan sejarah panjang seperti VOA sebenarnya memiliki potensi besar untuk menyampaikan nilai-nilai demokrasi dan kebebasan informasi. Namun, tanpa sumber daya manusia yang memadai, visi tersebut semakin sulit untuk diwujudkan.
Sementara itu, tidak hanya VOA yang terdampak oleh perintah eksekutif ini. Office of Cuba Broadcasting, yang juga berada di bawah payung USAGM, harus menghadapi situasi serupa dengan pemotongan signifikan pada jumlah stafnya. Hal ini menunjukkan betapa luasnya dampak dari langkah penghematan yang diterapkan oleh pemerintah pada lembaga-lembaga yang menjalankan misi penyampaian informasi dan berita.
Dengan hanya tersisa 250 karyawan setelah pemangkasan yang drastis, masa depan Voice of America dalam memainkan perannya sebagai sumber informasi yang terpercaya kini semakin dipertanyakan. Tanpa dukungan yang sesuai, lembaga ini mungkin harus mempertimbangkan opsi-opsi lain untuk bertahan di tengah tantangan besar yang dihadapi oleh industri media. Situasi ini tentunya akan terus dicermati oleh banyak pihak, terutama oleh mereka yang peduli akan keberlangsungan media bebas di seluruh dunia.