Sumber foto: Google

Tarif Transjakarta Naik Jadi Rp 5.000? Begini Curhat Penumpang yang Terdampak

Tanggal: 28 Okt 2025 14:54 wib.
Wacana kenaikan tarif Transjakarta kembali menjadi sorotan publik. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah mempertimbangkan kenaikan harga tiket dari Rp 3.500 menjadi Rp 5.000 per perjalanan. Rencana ini memicu beragam tanggapan dari masyarakat, terutama dari para penumpang setia yang mengandalkan transportasi publik ini setiap hari.

Alasan Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif

Menurut Dinas Perhubungan DKI Jakarta, kenaikan tarif ini dipertimbangkan untuk menyeimbangkan biaya operasional Transjakarta. Selama beberapa tahun terakhir, subsidi pemerintah telah menutupi sebagian besar biaya operasional, sementara inflasi dan biaya pemeliharaan armada terus meningkat.

Beberapa alasan utama kenaikan tarif antara lain:



Menutupi Biaya Operasional: Biaya bahan bakar, perawatan bus, dan gaji pegawai meningkat dari tahun ke tahun.


Meningkatkan Kualitas Layanan: Pemerintah berharap tambahan dana dari kenaikan tarif bisa digunakan untuk memperbaiki fasilitas halte, kebersihan bus, dan sistem pembayaran elektronik.


Menjaga Keberlanjutan Transportasi Publik: Dengan tarif yang lebih realistis, Transjakarta bisa beroperasi lebih efisien tanpa terlalu bergantung pada subsidi pemerintah.



Curahan Hati Penumpang

Wacana kenaikan tarif memicu berbagai reaksi dari penumpang, mulai dari penerimaan hingga kekhawatiran. Beberapa penumpang berbagi pengalaman mereka:



Rina, 27 tahun, pegawai swasta:
“Saya menggunakan Transjakarta setiap hari untuk pergi ke kantor. Naik Rp 1.500 memang terlihat kecil, tapi kalau dihitung dalam sebulan bisa sampai ratusan ribu rupiah tambahan. Ini tentu berdampak pada pengeluaran bulanan saya.”


Budi, 35 tahun, mahasiswa:
“Kalau tarif naik, mungkin saya harus mencari alternatif lain, seperti ojek online atau sepeda, meski lebih ribet. Saya berharap pemerintah juga meningkatkan kualitas layanan kalau minta tarif naik.”


Sari, 42 tahun, pedagang:
“Bagi kami yang harus bolak-balik antar pasar dan rumah, kenaikan tarif bisa cukup terasa. Tapi kalau dana tambahan itu benar-benar dipakai untuk meningkatkan kenyamanan, mungkin masih bisa diterima.”



Dari curhat para penumpang, terlihat bahwa kenaikan tarif bukan hanya soal angka, tetapi juga terkait nilai tambah yang dirasakan, seperti kenyamanan, ketepatan waktu, dan keamanan.

Dampak Kenaikan Tarif

Jika tarif Transjakarta naik menjadi Rp 5.000, ada beberapa dampak yang perlu diperhatikan:



Ekonomi Penumpang: Penumpang rutin mungkin perlu menyesuaikan anggaran transportasi bulanan. Bagi pekerja dengan penghasilan tetap dan mahasiswa, tambahan biaya ini bisa menjadi beban.


Peralihan Moda Transportasi: Beberapa penumpang mungkin beralih ke moda transportasi lain, seperti KRL, MRT, ojek online, atau sepeda. Hal ini bisa mengurangi kepadatan di bus, tetapi juga menimbulkan tantangan baru bagi sistem transportasi kota.


Peningkatan Kualitas Layanan: Jika dana tambahan digunakan efektif, halte yang lebih nyaman, bus yang lebih bersih, dan sistem pembayaran yang lebih efisien bisa meningkatkan pengalaman penumpang.


Efek Psikologis: Kenaikan tarif juga bisa memicu persepsi ketidakadilan, terutama bagi warga berpenghasilan rendah. Pemerintah perlu menyeimbangkan antara keberlanjutan operasional dan aksesibilitas bagi semua kalangan.



Solusi dan Harapan Penumpang

Penumpang memiliki harapan tertentu terkait wacana kenaikan tarif:



Transparansi Penggunaan Dana: Penumpang ingin tahu secara jelas bagaimana dana tambahan dari kenaikan tarif digunakan.


Peningkatan Layanan Nyata: Jika tarif naik, diharapkan fasilitas bus dan halte lebih bersih, nyaman, dan tepat waktu.


Subsidi Tepat Sasaran: Pemerintah bisa mempertimbangkan subsidi bagi penumpang miskin atau kartu diskon untuk mahasiswa agar akses transportasi tetap terjangkau.


Kampanye Edukasi: Penumpang juga berharap ada penjelasan mengenai alasan kenaikan tarif dan manfaat yang akan dirasakan jangka panjang.



 

Wacana kenaikan tarif Transjakarta menjadi Rp 5.000 memang menimbulkan beragam respons dari masyarakat. Bagi sebagian penumpang, tambahan biaya ini menjadi beban, sementara sebagian lain memahami bahwa kenaikan tarif bisa membantu meningkatkan kualitas layanan transportasi publik.

Yang menjadi kunci adalah bagaimana pemerintah dan operator Transjakarta bisa menyeimbangkan antara keberlanjutan operasional dan aksesibilitas masyarakat. Transparansi penggunaan dana, peningkatan kualitas layanan, serta program subsidi atau diskon bagi kelompok rentan akan menjadi faktor penting agar kenaikan tarif dapat diterima secara luas.

Bagi para penumpang setia, wacana ini bukan hanya soal angka, tetapi soal nilai tambah dan keadilan dalam sistem transportasi publik. Dengan pendekatan yang tepat, kenaikan tarif bisa menjadi momentum untuk menjadikan Transjakarta lebih nyaman, efisien, dan berkelanjutan bagi seluruh warga Jakarta.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved