Sumber foto: Google

Tarif Ekspor Kelapa Diperkenalkan untuk Membantu Peremajaan Pohon Tua Petani

Tanggal: 10 Mei 2025 12:03 wib.
Tampang.com | Pemerintah tengah mempelajari kemungkinan penerapan tarif ekspor kelapa sebagai salah satu sumber pembiayaan untuk mendukung program peremajaan pohon kelapa milik petani. Skema ini mirip dengan pungutan ekspor kelapa sawit yang selama ini diterapkan, di mana sebagian pendapatan dari ekspor akan digunakan untuk membantu petani mengganti tanaman kelapa yang sudah tua dan tidak produktif.

Membantu Petani dengan Tarif Ekspor Kelapa

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, mengungkapkan bahwa langkah ini bertujuan untuk meringankan beban petani dalam melakukan peremajaan kebun kelapa mereka. Di banyak daerah, petani mengalami kesulitan karena biaya tinggi dan terbatasnya akses terhadap pembiayaan yang murah. Oleh karena itu, pemerintah berencana untuk mengkaji tarif ekspor kelapa yang dapat digunakan untuk mempercepat proses peremajaan pohon kelapa.

"Ini akan menjadi seperti pungutan ekspor kelapa sawit. Sebagian pendapatan dari ekspor kelapa bisa dialokasikan untuk membantu rakyat mengganti kelapa yang sudah tua dan tidak produktif," ujar Sudaryono saat kunjungan ke Sukabumi, Jawa Barat, pada Jumat (9/5/2025).

Kelapa sebagai Komoditas Strategis

Sudaryono menekankan bahwa kelapa memiliki nilai strategis, karena selain dibutuhkan untuk pasar domestik, kelapa juga memiliki permintaan ekspor yang tinggi. Oleh karena itu, penting bagi negara untuk menjamin keberlanjutan produksi kelapa dengan regulasi yang mendukung petani, agar mereka bisa terus mengembangkan kebun kelapa yang lebih produktif.

Tarif ekspor ini diharapkan dapat memberikan pendanaan berkelanjutan untuk program peremajaan kelapa. Saat ini, pemerintah melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) tengah memperluas cakupan pendanaan, tidak hanya untuk kelapa sawit, tetapi juga kelapa. BPDP bertujuan untuk memberikan dukungan finansial bagi peremajaan kebun kelapa rakyat yang banyak ditemukan di wilayah pesisir.

Kelapa Pesisir Perlu Peremajaan

Pohon kelapa di wilayah pesisir Indonesia, menurut Sudaryono, banyak yang sudah tua dan tidak produktif. Oleh karena itu, program peremajaan sangat penting untuk memastikan kelapa tetap menjadi komoditas yang bernilai bagi petani dan negara.

“Kelapa-kelapa di pesisir itu banyak yang sudah tua dan tinggi-tinggi,” kata Sudaryono, yang menegaskan pentingnya penggantian pohon kelapa dengan bibit baru yang lebih produktif.

Kenaikan Ekspor Kelapa Mengurangi Stok Lokal

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebutkan bahwa ekspor kelapa bulat semakin meningkat, karena harga kelapa di pasar internasional jauh lebih tinggi dibandingkan di dalam negeri. Kondisi ini menyebabkan kelangkaan kelapa di pasar lokal, karena eksportir lebih memilih untuk mengekspor kelapa demi keuntungan yang lebih besar.

“Karena diekspor, harganya lebih mahal dari dalam negeri. Akhirnya kelapa jadi langka di pasar lokal,” kata Zulkifli Hasan di Jakarta pada 17 April 2025.


Dengan adanya kebijakan ini, pemerintah berharap bisa menciptakan keseimbangan antara kebutuhan domestik dan potensi pasar ekspor kelapa, sekaligus mendukung kesejahteraan petani kelapa di seluruh Indonesia. Program peremajaan pohon kelapa akan menjadi langkah penting dalam menjaga keberlanjutan produksi kelapa, sekaligus memastikan pasar lokal tetap terjaga.

Informasi terkini seputar kebijakan pertanian dan ekonomi Indonesia!
Copyright © Tampang.com
All rights reserved