Superbank Oleh Emtek-Grab: Catat Rugi Sebesar Rp188,46 Miliar Pada Semester I/2024
Tanggal: 29 Jul 2024 09:52 wib.
Superbank, bank digital yang merupakan kerjasama antara Grab dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), mencatatkan kerugian sebesar Rp188,46 miliar pada semester pertama tahun 2024. Angka ini naik 66,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp112,93 miliar.
Meskipun mengalami kerugian, Superbank mencatat peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar Rp246,63 miliar, tumbuh 85,57% year-on-year (yoy) dari Rp132,9 miliar. Meskipun demikian, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) juga mengalami peningkatan 106 basis poin (bps) menjadi 8,14% dari 7,08%.
Selain itu, pendapatan nonbunga atau fee-based income mengalami peningkatan lima kali lipat menjadi Rp2,69 miliar dari Rp488 juta, sementara pendapatan lainnya naik 25,49% yoy menjadi Rp11,47 miliar dari Rp9,14 miliar.
Namun, kerugian dari penurunan nilai aset keuangan atau impairment naik mencapai 107,73%, meningkat menjadi Rp62,26 miliar dibandingkan dengan sebelumnya sebesar Rp29,97 miliar. Superbank juga menanggung berbagai beban, di antaranya beban tenaga kerja yang naik 36,39% yoy menjadi Rp220,07 miliar, beban promosi yang melonjak dari Rp1,37 miliar menjadi Rp37,67 miliar, dan beban lainnya yang mengalami peningkatan 99,5% yoy menjadi Rp133,99 miliar.
Beban operasional lainnya juga mengalami kenaikan sebesar 77,82% yoy menjadi Rp439,22 miliar dari Rp247 miliar, menyebabkan rugi operasional pada semester I/2024 meningkat 69,1% menjadi Rp192,95 miliar dari Rp114,1 miliar.
Manajemen Superbank menjelaskan bahwa peningkatan NIM sejalan dengan transformasi layanan digital Superbank. Peningkatan beban operasional terjadi seiring dengan pengembangan aplikasi perbankan untuk meningkatkan skala bisnis bank.
Menurut manajemen, "Superbank juga menjadi bank digital pertama di Indonesia yang memudahkan jutaan pengguna dan mitra Grab untuk membuka rekening, menabung, dan menggunakan rekening tersebut sebagai metode pembayaran langsung di aplikasi Grab tanpa perlu mengunduh aplikasi tambahan."
Tren yang mencolok adalah rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Superbank yang turun 608 bps menjadi 168,07% dari 174,15%. Dari sisi intermediasi, Superbank memperluas penyaluran kredit dengan total kredit yang disalurkan mencapai Rp3,7 triliun, tumbuh 194,52% yoy dari Rp1,27 triliun. Dampak dari hal ini adalah aset yang naik 63,16% yoy menjadi Rp6,74 triliun dari Rp4,13 triliun.
Seiring dengan peningkatan kredit, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross naik 66 bps menjadi 4,31% dari 3,65%. Namun, NPL nett mengalami peningkatan sebesar 15 bps menjadi 0,43% dari 0,58%.
Superbank berhasil meraup dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp993,98 miliar pada semester pertama tahun 2024, tumbuh 70,81%. Dana murah (current account saving account) naik secara signifikan 264,31% menjadi Rp659,07 miliar per Juni 2024.
Untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan, Superbank menerima tambahan investasi sebesar Rp1,2 triliun dari pemegang sahamnya, yaitu Grab, Singtel, dan KakaoBank. Manajemen mengungkapkan, "Penambahan investasi ini akan digunakan untuk memperkuat layanan aplikasi perbankan, mengembangkan kegiatan bisnis, dan operasional perbankan lainnya."
Dukungan dari para pemegang saham ini membuat Superbank memiliki rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang kuat, yakni 173% pada akhir Juni 2024, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan. Hingga akhir Juni 2024, Superbank mencatatkan total ekuitas sebesar Rp5,41 triliun, tumbuh 57% yoy.