Suku Bunga Diprediksi Turun! Bank Indonesia Siapkan Kebijakan Akomodatif Demi Jaga Stabilitas Rupiah
Tanggal: 20 Mei 2025 21:29 wib.
Tampang.com | Bank Indonesia diprediksi akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Mei 2025. Kebijakan ini dinilai sebagai respons terhadap menguatnya nilai tukar rupiah dan perlambatan inflasi di kuartal pertama tahun ini.
Daya Beli dan Investasi Jadi Pertimbangan
Langkah pelonggaran ini diproyeksikan dapat mendongkrak daya beli masyarakat sekaligus memberikan ruang tambahan bagi pelaku usaha untuk melakukan ekspansi. Dunia usaha, terutama sektor manufaktur dan properti, selama ini mengeluhkan tingginya beban bunga pinjaman yang menekan arus kas mereka.
“Penurunan suku bunga akan jadi sinyal kuat bahwa ekonomi domestik dalam jalur stabil. Investor akan lebih percaya diri masuk,” ujar seorang analis pasar uang nasional.
Rupiah Stabil, Inflasi Terkendali
Penguatan rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa pekan terakhir menjadi salah satu alasan utama di balik kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter. Selain itu, laju inflasi tahunan yang masih di bawah 3% menunjukkan bahwa tekanan harga saat ini relatif rendah.
Kondisi ini memberi ruang bagi Bank Indonesia untuk mengubah pendekatan dari kebijakan ketat menjadi akomodatif guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Tantangan Eksternal Masih Ada
Meski situasi domestik mendukung, BI tetap waspada terhadap risiko global seperti ketegangan geopolitik, arah kebijakan suku bunga The Fed, dan harga minyak dunia. Oleh karena itu, komunikasi kebijakan tetap dijaga agar tidak memicu spekulasi pasar berlebihan.
BI menegaskan akan terus melakukan intervensi di pasar valas dan menjaga cadangan devisa di level aman untuk menstabilkan kurs rupiah jika diperlukan.
Dampak Langsung bagi Masyarakat
Jika keputusan ini resmi diumumkan, masyarakat bisa menikmati bunga kredit yang lebih rendah dalam waktu dekat. Di sisi lain, bunga tabungan dan deposito kemungkinan ikut turun, sehingga investor disarankan menyesuaikan portofolio ke aset yang lebih produktif.