Strategi Pemulihan Rupiah yang Tembus 14.000 per dolar AS

Tanggal: 9 Mei 2018 14:56 wib.
Tampang.com – Rupiah semakin hari semakin tertekan seperti halnya kabar pada hari Senin kemarin yang menyatakan bahwa rupiah menambus 14.000 per dolar Amerika Serikat (AS), hal itu menjadi kondisi paling rendah sejak Desember 2015. Perubahan nilai tukar rupiah telah terjadi sejak awal tahun dan jika dilakukan rekapitulasi, nilai rupiah mengalami pelemahan sebesar 3,67 persen.

Berdasarkan penjelasan Juniman, seorang Ekonom Maybank Indonesia, ia mnejelaskan bahwasannya rupiah mengalami pelemahan sejak Bank Indonesia (BI) memangkas suku Bungan acuan sebanyak dua kali dari 4,75 persen menjadi 4,25 persen. Padahal jika kita melihat negara – negara maju di dunia, mereka cenderung menaikkan suku bunga acuannya dibandingkan kea rah menurunkan. Ia mengaku dengan menaikkan suku bunga acuan menjadi instrument yang efektif menahan mata uang rupiah semakin terpuruk.

Strategi yang kedua untuk menaikkan nilai tukar rupiah adalah dengan tidak melakukan intervensi di pasar keuangan dengan menggunakan cadangan devisa. Strategi ini disampaikan oleh Ekonom Institute for Development of Economics and Finance, Bhima Yudhistira. Hal itu karena ia menilai bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang terendah dalam rasio cadev di Asia Tenggara.

Barkaitan dengan masukan tersebut, BI akan melakukan pengkajian terlebih dahulu sebelum menaikkan suku Bunga. Dalam upaya menaikkan suku bunga, BI perlu melihat semua data – data yang ada mulai dari inflasi hingga pergerakan arus modal global serta kebijakan bank sentral AS.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved