Sumber foto: shutterstock

Singapore Airlines Hadapi Tekanan Pembayaran Santunan, Capai Rp 2,72 M per Orang

Tanggal: 26 Mei 2024 22:46 wib.
Singapore Airlines menghadapi tekanan pembayaran santunan kompensasi atas insiden turbulensi ekstrem yang dialami pesawat SQ321 rute London-Singapura pada Selasa (21/5) lalu. Menurut laporan dari Bloomberg pada Minggu (26/5), seorang pengacara menyebutkan bahwa penumpang yang mengalami cedera tulang belakang dan otak dalam kejadian tersebut dapat meminta pembayaran sebesar delapan digit dari perusahaan.

Peter Neenan, seorang mitra yang berspesialisasi dalam litigasi penerbangan di perusahaan Stewarts yang berbasis di London, menyatakan bahwa pembayaran untuk cedera parah serupa dengan insiden ini biasanya mencapai tujuh hingga delapan digit. Hal ini berdasarkan pada Konvensi Montreal yang mengatur hak penerbangan dan kompensasi untuk penerbangan internasional atas kematian dan cedera penumpang setelah kecelakaan. Dalam hal ini, Singapore Airlines bertanggung jawab hingga USD 170.000 per orang atau sekitar Rp 2,72 miliar (kurs Rp 16.045 per US dolar).

Neenan juga menambahkan bahwa tingkat kompensasi hanya dapat ditentukan setelah hasil penyelidikan yang memakan waktu bertahun-tahun. Proses hukum dan penentuan besaran kompensasi juga akan mempertimbangkan aspek-aspek seperti perencanaan penerbangan, informasi cuaca, serta tindakan penumpang dan awak pesawat selama dan sebelum terjadi turbulensi. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kompensasi yang diberikan sesuai dengan keadaan faktual dari insiden tersebut.

Seorang dokter yang menangani korban juga menyebutkan bahwa beberapa orang mengalami luka traumatis yang berpotensi mengubah hidup mereka. Ada beberapa pasien yang mengalami kelumpuhan dan 22 pasien lainnya dirawat karena cedera tulang belakang dan sumsum tulang belakang. Sementara itu, enam pasien lainnya dirawat karena trauma tengkorak dan otak. Seorang warga Inggris berusia 73 tahun juga meninggal karena dugaan serangan jantung dalam insiden tersebut.

Kejadian turbulensi ini sangat mengguncang 229 awak dan penumpang pesawat, yang akhirnya memaksa pesawat melakukan pendaratan darurat di Bangkok pada Selasa sore. Hingga Jumat (24/5), 48 orang masih dirawat di tiga rumah sakit di Bangkok menurut laporan yang terakhir dihimpun. Insiden ini tentunya memberikan tekanan besar bagi Singapore Airlines, baik dari segi kompensasi yang harus mereka bayarkan maupun dalam mempertahankan reputasi dan kepercayaan publik terhadap keselamatan penerbangan mereka.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved