Saham BRI ‘Diskon’, Manajemen Siap Bergerak dengan Buyback
		
		
			Tanggal: 3 Nov 2025 18:32 wib.				
		
		PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) bersiap memanfaatkan momentum unik di pasar saham. Setelah beberapa bulan harga saham BRI bergerak stagnan dan dinilai undervalue, manajemen bank terbesar di Indonesia ini menyiapkan program aksi buyback untuk meningkatkan harga saham sekaligus menegaskan kepercayaan terhadap prospek jangka panjang perusahaan.
Saham BRI saat ini diperdagangkan di level yang jauh di bawah nilai wajarnya menurut fundamental keuangan perusahaan. Pertumbuhan laba yang solid, ekspansi kredit terkendali, dan pengelolaan biaya yang efisien belum tercermin dalam harga saham di pasar. Fenomena ini membuat manajemen percaya bahwa sekarang adalah waktu tepat untuk bertindak.
“Kami melihat harga saham BRI masih undervalue. Oleh karena itu, kami menyiapkan program buyback untuk mendukung harga saham dan meningkatkan kepercayaan investor,” ujar Direktur Utama BRI, Sunarso, dalam konferensi pers baru-baru ini.
Buyback saham menjadi senjata strategis di situasi seperti ini. Dengan membeli kembali saham yang beredar, perusahaan bisa mengurangi jumlah saham di pasar, meningkatkan laba per saham (EPS), dan memberi sinyal positif kepada investor. Strategi ini juga menegaskan bahwa manajemen yakin terhadap fundamental bank dan prospek pertumbuhan ke depan.
BRI tercatat memiliki posisi likuiditas yang cukup untuk melakukan buyback tanpa mengganggu operasional dan ekspansi bisnis. Laporan keuangan terbaru menunjukkan pertumbuhan laba bersih yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, didorong oleh portofolio kredit yang sehat dan efisiensi operasional. Dengan demikian, buyback bukan hanya langkah simbolis, tapi strategi yang didukung kondisi keuangan kuat.
Para analis menilai langkah ini bisa menjadi katalis positif bagi harga saham. “Ini sinyal bahwa manajemen percaya harga saham saat ini terlalu rendah. Buyback bisa memulihkan minat investor dan memperkuat valuasi saham,” kata seorang analis dari Mirae Asset Sekuritas.
Investor pun menyambut baik langkah ini. Buyback dipandang sebagai momen strategis bagi mereka yang ingin masuk ke saham BRI di level harga yang menarik. Dengan jumlah saham yang beredar lebih sedikit, potensi kenaikan harga saham pun lebih besar, sehingga investor ritel maupun institusi bisa melihat peluang keuntungan yang nyata.
Namun, manajemen BRI menegaskan bahwa program buyback akan dilakukan sesuai aturan OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan akan memastikan transparansi dalam mekanisme, jumlah, dan periode buyback, sehingga semua pihak dapat memantau perkembangan dengan jelas.
Selain buyback, BRI terus menekankan strategi pertumbuhan jangka panjang melalui ekspansi digital, penguatan layanan mikro dan UMKM, serta inovasi produk perbankan. Dengan lebih dari 120 juta nasabah dan jaringan yang luas, BRI tetap menjadi pemain utama dalam mendorong inklusi keuangan di Indonesia.
Meski prospeknya positif, investor tetap diingatkan bahwa pasar saham bersifat fluktuatif. Faktor global maupun domestik dapat memengaruhi pergerakan harga saham, sehingga keputusan investasi harus mempertimbangkan risiko secara matang.
Kesimpulannya, program buyback BRI muncul sebagai langkah strategis yang memanfaatkan kondisi undervalue saat ini. Tidak hanya untuk mendukung harga saham, buyback juga menegaskan keyakinan manajemen terhadap prospek bank ke depan. Bagi investor, ini menjadi peluang menarik untuk masuk ke saham BRI di harga relatif “diskon” dengan potensi keuntungan jangka menengah hingga panjang.
Dengan fundamental yang solid, posisi kas yang kuat, dan strategi pertumbuhan yang jelas, BRI menunjukkan bahwa undervalue saat ini bisa menjadi pintu untuk bergerak agresif dan menguatkan posisi di pasar. Buyback bukan sekadar strategi keuangan ini adalah sinyal nyata bahwa manajemen percaya pada masa depan bank terbesar di Indonesia.