Sumber foto: Google

Rupiah Terpuruk Lagi Jumat (26/7), Cek Ramalan Nasib Pekan Depan

Tanggal: 27 Jul 2024 09:43 wib.
Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar AS dalam perdagangan terakhir pekan, Jumat (26/7/2024). Menurut data Bloomberg, rupiah tercatat melemah sebesar 0,31% atau 51 poin ke posisi Rp16.301 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,03% ke level 104.38.

   Tidak hanya rupiah saja yang mengalami pelemahan terhadap dolar AS, mata uang kawasan Asia lainnya juga mengalami tekanan serupa. Yen Jepang melemah 0,01%, won Korea turun 0,26%, yuan China melemah 0,05%, dan rupee India turun 0,02%.

Namun, ada beberapa mata uang Asia yang masih kuat terhadap dolar AS, antara lain dolar Hongkong dan dolar Singapura yang naik tipis 0,01%, dolar Taiwan naik 0,02%, peso Filipina menguat 0,39%, baht Thailand naik 0,42%, dan ringgit Malaysia menguat 0,14%.

   Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyoroti bahwa pelaku pasar mendapatkan sinyal positif dari data PDB AS kuartal kedua 2024 yang melebihi ekspektasi. Dia juga menambahkan bahwa fokus pasar akan tertuju pada data indeks harga PCE AS, yang merupakan indikator inflasi pilihan Federal Reserve, untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut terkait kemungkinan pemotongan suku bunga.

Lebih lanjut, Assuaibi menyampaikan harapannya bahwa pembacaan data tersebut akan menunjukkan penurunan inflasi lebih lanjut pada bulan Juni 2024. Hal ini tentu menjadi sorotan beberapa hari menjelang pertemuan The Fed, di mana bank sentral diharapkan untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil dan memberikan isyarat terkait kemungkinan pemotongan suku bunga pada bulan September.

   Sementara itu, Wakil Presiden AS Kamala Harris menekan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membantu mencapai kesepakatan gencatan senjata yang akan meringankan penderitaan warga sipil Palestina. Sikap Harris terlihat lebih tegas daripada Presiden Joe Biden.

Di sisi lain, dari segi sentimen dalam negeri, pasar terus memantau perkembangan terkait utang luar negeri (ULN) Indonesia terutama terkait utang ke China yang terlihat membengkak selama 10 tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pada Mei 2024, ULN Indonesia ke China mencapai nilai US$22,86 miliar atau setara Rp372,3 triliun dengan kurs Rp16.288 per dolar AS. Data Statistik Utang Luar Negeri yang dimiliki oleh Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa total ULN Indonesia pada akhir Mei 2024 mencapai angka US$407,3 miliar atau setara Rp6.634,1 triliun. Posisi tersebut naik sebesar 1,8% (year-on-year/yoy) dari Mei 2023 yang berada di level Rp400,24 miliar.

   Dalam proyeksi untuk perdagangan di pekan depan, mata uang rupiah diprediksi akan mengalami fluktuasi namun cenderung ditutup melemah di kisaran Rp16.290 hingga Rp16.370 per dolar AS, demikian disampaikan oleh sumber terpercaya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved