Sumber foto: google

Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.270 per Dolar AS Sore Ini

Tanggal: 14 Jun 2024 13:37 wib.
Nilai tukar rupiah pada Kamis (13/6) ditutup pada level Rp16.270 per dolar AS, menunjukkan kenaikan sebesar 24,5 poin atau 0,15 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya. Hal ini menandai pergerakan menggembirakan bagi mata uang Garuda, meskipun terjadi penurunan mayoritas mata uang di kawasan Asia. Pada sesi perdagangan yang sama, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp16.286 per dolar AS.

Di kawasan Asia, sebagian besar mata uang mengalami penurunan. Yuan China turun 0,15 persen, yen Jepang turun 0,33 persen, dolar Singapura melemah 0,14 persen, dan baht Thailand turun 0,01 persen. Meskipun demikian, ringgit Malaysia berhasil naik 0,13 persen dan won Korea Selatan naik 0,16 persen.

Tidak hanya mata uang di Asia, mata uang negara maju juga mengalami pelemahan. Poundsterling Inggris turun 0,09 persen, franc Swiss turun 0,12 persen, dolar Kanada melemah 0,15 persen, dan dolar Australia juga mengalami pelemahan sebesar 0,20 persen. Hanya euro Eropa yang mencatatkan kenaikan sebesar 0,01 persen.

Lukman Leong, seorang Pengamat Komoditas dan Pasar Uang, menjelaskan bahwa kenaikan nilai tukar rupiah dan mata uang regional pada umumnya terhadap dolar AS terjadi seiring dengan data inflasi AS yang lebih rendah. Hal ini membuat probabilitas The Fed memangkas suku bunga pada bulan November mendatang semakin meningkat.

Leong mengatakan, "Namun, pernyataan hawkish dari Jerome Powell dalam FOMC menahan penguatan yang lebih lanjut." Hal ini menunjukkan adanya ketidakpastian terkait dengan kebijakan moneter The Fed yang mempengaruhi pergerakan mata uang regional, termasuk rupiah.

Melihat kondisi ini, pasar keuangan Indonesia perlu waspada terhadap potensi volatilitas mata uang yang dipengaruhi oleh kebijakan moneter The Fed dan juga berbagai faktor makroekonomi global. Terutama, dengan kondisi ekonomi global yang dinamis dan sering kali tidak terduga, maka berbagai pihak harus mampu mengantisipasi potensi perubahan dalam arus investasi dan juga pergerakan mata uang secara lebih cermat.

Walaupun rupiah berhasil menguat tipis terhadap dolar AS pada sesi perdagangan hari ini, namun perlu diingat bahwa keadaan pasar keuangan dan nilai tukar mata uang sangat rentan terhadap berbagai perkembangan ekonomi, politik, dan keuangan global. Oleh karena itu, langkah-langkah pengelolaan risiko yang tepat menjadi semakin penting untuk dilakukan dalam menghadapi dinamika pergerakan mata uang yang tidak terduga.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved