Rupiah Menguat, Perhatikan Kurs Dolar AS di BCA, BRI, Bank Mandiri, dan BNI Hari Ini (23/7)
Tanggal: 23 Jul 2024 13:26 wib.
Mata uang rupiah berhasil mencatat penguatan ke posisi Rp16.210 per dolar AS pada awal perdagangan pagi ini, Selasa (23/7/2024), berdasarkan data Bloomberg. Penguatan ini sebesar 0,06% atau 10 poin dari posisi sebelumnya. Di sisi lain, indeks dolar terpantau mengalami penurunan sebesar 0,03% ke posisi 104,007.
Tidak hanya rupiah, sejumlah mata uang kawasan Asia juga bergerak naik terhadap dolar AS. Yen Jepang, dolar Hong Kong, dan dolar Singapura masing-masing menguat sebesar 0,22%, 0,01%, dan 0,08%. Sementara itu, won Korea, yuan China, ringgit Malaysia, dan baht Thailand juga tercatat mengalami penguatan. Namun, beberapa mata uang seperti peso Filipina dan rupee India justru melemah.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi fluktuasi rupiah di perdagangan hari ini. Menurutnya, rupiah diperkirakan akan ditutup melemah di kisaran Rp16.210 hingga Rp16.260 per dolar AS. Berbagai sentimen mempengaruhi fluktuasi mata uang rupiah pada saat ini.
Dari sisi internasional, Ibrahim menyebutkan bahwa mundurnya Joe Biden meningkatkan ketidakpastian terkait pemilihan presiden mendatang, yang kemudian memperburuk sentimen pasar. Selain itu, kekhawatiran potensi kepresidenan Trump yang dapat memicu konflik dengan China turut membebani mata uang regional. Disisi lain, sentimen domestik juga turut mempengaruhi pergerakan rupiah, terutama terkait nasib APBN 2025 yang diusung oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming.
Pasar terus memantau realisasi janji politik yang diusung pasangan tersebut, di tengah anggaran terbatas akibat warisan utang dari pemerintahan sebelumnya. Belanja negara yang semakin meningkat, program kenaikan gaji PNS, proyek food estate, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, serta program-program prioritas lainnya juga membutuhkan dana besar. Penyesuaian gaji ASN pada tahun depan juga menjadi perhatian utama dalam memberikan dampak terhadap kurs rupiah.
Dalam konteks tersebut, data kurs dolar AS di sejumlah bank besar di Indonesia turut menjadi sorotan. Bank Central Asia Tbk. (BCA) menetapkan harga jual beli dolar AS secara elektronik (e-rate) sebesar Rp16.190 dan Rp16.210 pada pukul 09.10 WIB. Sementara itu, harga beli dan jual dolar AS dengan bank notes, BCA menetapkan masing-masing sebesar Rp16.070 dan Rp16.370 pada pukul 08.04 WIB.
Di sisi lain, Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) menetapkan harga beli dan jual dolar AS secara elektronik (e-rate) sebesar Rp16.200 dan Rp16.225 pada pukul 09.06 WIB. Sementara harga beli dan jual dolar AS dengan TT counter, BRI menetapkan masing-masing sebesar Rp16.145 dan Rp16.295.
Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menetapkan harga beli dan jual dolar AS secara elektronik (e-rate) sebesar Rp16.205 dan Rp16.225 pada pukul 09.07 WIB. Sedangkan harga beli dan jual dolar AS dengan bank notes ditetapkan masing-masing sebesar Rp16.000 dan Rp16.350.
Sementara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menetapkan harga beli dan jual dolar AS secara elektronik (e-rate) sebesar Rp16.218 dan Rp16.238 pada pukul 09.05 WIB. Untuk bank notes, BNI menetapkan masing-masing sebesar Rp16.075 dan Rp16.375.
Dalam menghadapi fluktuasi nilai tukar kurs rupiah terhadap dolar AS, perlu ada pemahaman yang kuat terkait berbagai sentimen baik dari dalam maupun luar negeri yang mempengaruhi pergerakan mata uang. Beberapa faktor dominan yang perlu diperhatikan, antara lain kebijakan pemerintah terkait APBN, perkembangan politik di dalam dan luar negeri, serta kondisi perekonomian global. Melalui pemahaman yang baik, para pelaku pasar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam menangani fluktuasi nilai tukar kurs yang terjadi. Semoga informasi ini dapat menjadi panduan yang bermanfaat bagi para pelaku bisnis dan masyarakat umum dalam mengambil keputusan investasi dan transaksi keuangan dalam negeri maupun luar negeri.