Sumber foto: google

Rupiah Menguat Menjadi Rp15.924 Terhadap Dolar AS di Sore Hari

Tanggal: 17 Mei 2024 05:32 wib.
Pada Kamis (16/5), nilai tukar rupiah ditutup pada level Rp15.924 per dolar AS, menguat 104 poin atau 0,65 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya. Pergerakan mata uang Garuda ini sejalan dengan mata uang di kawasan Asia, yang umumnya menguat pada perdagangan sore ini.

Di negara-negara Asia, mata uang juga menguat secara kompak. Won Korea Selatan menguat 1,12 persen, peso Filipina naik 0,14 persen, baht Thailand menguat 0,72 persen, dan ringgit Malaysia 0,50 persen. Dolar Singapura mendapat penguatan sebesar 0,11 persen, yen Jepang menguat 0,30 persen, yuan China naik 0,02 persen, dan dolar Hong Kong menguat 0,06 persen. Namun, rupee India tetap bertahan di posisi sebelumnya.

Sementara mata uang negara maju cenderung melemah; poundsterling Inggris melemah 0,05 persen, dolar Australia minus 0,08 persen, euro Eropa melemah 0,10 persen, dolar Kanada minus 0,11 persen, dengan franc Swiss menjadi salah satu dari sedikit mata uang yang menguat sebesar 0,23 persen.

Lukman Leong, seorang pengamat komoditas dan mata uang, menyatakan bahwa penguatan rupiah terjadi di tengah sentimen risk-on di pasar setelah data menunjukkan inflasi di AS lebih rendah dari perkiraan. Hal ini memicu harapan akan pemangkasan suku bunga oleh The Fed yang lebih awal.

Menurut kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada perdagangan sore, rupiah tercatat berada di posisi Rp15.944 per dolar AS. Meskipun angka ini sedikit lebih tinggi dari nilai tukar penutupan, namun penguatan rupiah tetap memberikan harapan positif bagi pelaku pasar.

Penguatan rupiah terhadap dolar AS menjadi sebuah kabar baik bagi perekonomian Indonesia. Dengan nilai tukar yang menguat, berbagai sektor ekonomi di Indonesia, terutama yang berkaitan dengan impor dan ekspor, menjadi lebih kompetitif. Selain itu, penguatan rupiah juga dapat mengurangi tekanan inflasi serta memperbaiki daya beli masyarakat.

Penguatan rupiah juga dapat memberikan dampak positif bagi pasar modal Indonesia. Beberapa analis pasar mengatakan bahwa penguatan rupiah dapat membawa arah positif bagi pergerakan indeks saham di bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu, penguatan rupiah juga dapat meningkatkan minat investor asing untuk melakukan investasi di Indonesia, yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pelaku pasar dan analis keuangan terus memantau perkembangan rupiah terhadap dolar AS, serta faktor-faktor eksternal dan internal yang memengaruhi pergerakan mata uang. Meskipun penguatan rupiah memberikan sinyal positif, namun tren fluktuasi mata uang dunia dan dinamika ekonomi global tetap menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan.

Sebagai negara dengan pasar uang yang dinamis, Indonesia perlu terus melakukan langkah-langkah pengelolaan stabilisasi nilai tukar untuk meminimalkan risiko pada perekonomian. Langkah-langkah tersebut meliputi kebijakan moneter yang tegas dan konsisten, serta peran aktif regulator untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Dengan demikian, penguatan rupiah menjadi indikator positif bagi kinerja perekonomian Indonesia, namun tetap dibutuhkan kerja keras dan kehati-hatian dalam menghadapi dinamika pasar global yang berubah-ubah.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved