Sumber foto: freepik.com

Rupiah Melemah ke Posisi Terlemah dalam 4 Tahun, Dolar Naik ke Rp 15.955

Tanggal: 3 Apr 2024 13:04 wib.
Pada perdagangan Selasa (2/4), rupiah semakin melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Berdasarkan data Refinitiv pada pukul 09:43 WIB, rupiah berada di posisi Rp 15.955/US$, mengalami pelemahan sebesar 0,44%. Posisi rupiah saat ini menjadi yang terendah dalam hampir empat tahun terakhir, sejak 8 April 2020, di mana pada saat itu rupiah mencapai angka Rp 16.150.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Edi Susianto, menyatakan bahwa pelemahan rupiah dipengaruhi oleh repatriasi dividen dari dalam negeri yang mendorong permintaan dolar AS, serta arus keluar. Selain itu, BI juga mengakui bahwa rilis data inflasi Maret 2024 yang berada di atas ekspektasi pasar turut memberikan dampak terhadap pelemahan rupiah. Meskipun demikian, Edi memastikan bahwa BI tetap berada di pasar untuk mengawasi keadaan.

Tren pelemahan rupiah terhadap dolar AS menjadi isu yang patut diperhatikan oleh banyak pihak. Dampak dari pelemahan ini bisa dirasakan dalam berbagai sektor, terutama dalam perdagangan internasional, pariwisata, serta inflasi di dalam negeri.

Perdagangan internasional adalah salah satu sektor yang terdampak langsung oleh pelemahan rupiah. Dengan melemahnya rupiah terhadap dolar, harga barang-barang impor menjadi lebih mahal bagi para importir di Indonesia. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan harga barang, yang pada akhirnya akan berdampak pada daya beli masyarakat. Selain itu, sektor pariwisata juga akan terdampak karena harga-harga yang lebih mahal dapat membuat Indonesia menjadi tujuan wisata yang lebih mahal bagi turis asing. Sehingga, mengakibatkan penurunan jumlah turis yang datang ke Indonesia.

Selain itu, pelemahan rupiah juga dapat mempengaruhi inflasi di dalam negeri. Dengan harga barang impor yang meningkat, kemungkinan terjadi inflasi di dalam negeri semakin besar. Akibatnya, biaya hidup masyarakat akan meningkat dan daya beli masyarakat akan menurun. Hal ini tentu akan menjadi perhatian serius bagi pemerintah, terutama dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi.

Untuk mengatasi pelemahan ini, Bank Indonesia perlu melakukan langkah-langkah strategis dalam upaya menjaga nilai rupiah agar tidak semakin melemah terhadap dolar AS. Salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh BI adalah meningkatkan suku bunga acuan. Dengan meningkatkan suku bunga, BI dapat mengurangi tekanan terhadap rupiah, sehingga pergerakan pasar keuangan dalam negeri dapat lebih stabil.

Selain itu, langkah-langkah untuk mendorong ekspor dan menarik investasi asing juga perlu diperkuat. Dengan meningkatkan ekspor, dapat membantu menyeimbangkan defisit transaksi berjalan dan menjaga keseimbangan nilai tukar rupiah. Demikian juga dengan menarik investasi asing, dapat membantu meningkatkan cadangan devisa negara serta membuka peluang kerja bagi masyarakat.

Selain kebijakan dari pemerintah dan bank sentral, diperlukan pula dukungan dari sektor swasta dan masyarakat dalam upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Dengan menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, diharapkan dapat memberikan kepastian bagi para pelaku usaha, baik dalam perdagangan internasional maupun dalam aktivitas bisnis di dalam negeri.

Dalam situasi yang serba dinamis ini, penting bagi semua pihak untuk tetap memantau perkembangan ekonomi global dan regional, serta mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi tantangan pelemahan rupiah. Upaya bersama dari pemerintah, bank sentral, sektor swasta, dan masyarakat menjadi kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi dan nilai tukar rupiah untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved