Rupiah Melemah ke Level Rp16.160, Imbas Pernyataan Pejabat Bank Sentral AS
Tanggal: 29 Mei 2024 20:37 wib.
Rupiah kembali terpuruk di level Rp16.160 per dolar AS pada Rabu (29/5) sore, mengalami pelemahan sebesar 70 poin atau 0,44 persen dari perdagangan sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan adanya tekanan yang cukup signifikan terhadap rupiah akibat sentimen negatif terkait pernyataan hawkish pejabat the Fed.
Terlepas dari kondisi rupiah, mayoritas mata uang di kawasan Asia juga mengalami penurunan. Yen Jepang terpantau menguat 0,03 persen, sementara baht Thailand, yuan China, peso Filipina, dan won Korea Selatan masing-masing melemah sebesar 0,45 persen, 0,06 persen, 0,87 persen, dan 0,50 persen. Dolar Singapura juga mengalami penurunan sebesar 0,07 persen, sementara dolar Hong Kong stagnan dalam penutupan perdagangan sore ini.
Di sisi lain, mata uang utama negara maju mengalami pergerakan yang bervariasi. Euro Eropa terpantau melemah 0,17 persen, sementara poundsterling Inggris dan franc Swiss mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,01 persen dan 0,04 persen. Meskipun begitu, dolar Australia dan dolar Kanada justru menguat 0,03 persen dan 0,09 persen.
Menurut Analis Pasar Lukman Leong, pelemahan rupiah belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan. Lukman Leong mengatakan bahwa sentimen negatif terkait pernyataan hawkish pejabat the Fed menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi melemahnya rupiah. "Rupiah dan mata uang Asia lainnya pada umumnya melemah terhadap dolar AS yang menguat dan imbal hasil obligasi AS yang naik setelah pernyataan hawkish dari pejabat the Fed Kashkari akan tidak tertutupnya kemungkinan kenaikan suku bunga oleh the Fed," ujar Lukman saat diwawancarai oleh CNNIndonesia.com.
Dalam situasi pasar yang penuh dengan ketidakpastian, penting bagi pelaku pasar untuk terus memantau perkembangan nilai tukar mata uang dan potensi pengaruhnya terhadap perekonomian nasional. Sentimen yang terkait dengan kebijakan bank sentral asing, terutama the Fed, dapat berdampak besar terhadap nilai tukar rupiah. Oleh karena itu, selalu diperlukan kewaspadaan dan kajian mendalam terkait dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan mata uang domestik.