Rupiah Anjlok, Harga Telur Melonjak
Tanggal: 13 Jul 2018 21:20 wib.
Tampang.com – Saat ini, harga telur telah berada di harga yang sangat tidak wajar. Seperti halnya di Pasar Palmerah, harga telur mencapai Rp 30 ribu per kilogram (kg). Selisih kenaikan itu mencapai Rp 8 ribu per kg dibandingkan harga sebelumnya.
Kenaikan harga telur tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penjelasan terkait faktor penyebabnya sendiri dijelaskan oleh Ketua Gabungan Organisasi Peternakan Ayam Nasional (GOPAN) Tri Hardianto.
Kenaikan harga telur disebabkan oleh menurunnya produktivitas ayam. Sehingga hal itu dapat memberikan pengaruh terhadap harga komoditas telur di pasar.
“Sebagai contoh, yang biasanya ayam bisa menghasilkan telur 900, kini hanya jadi 800 telur saja. Kalau telurnya turun, permintaan naik, otomatis harga komoditas telur di pasar akan naik,” jelasnya.
Produktivitas menurun karena terjadinya penekanan terhadap kualitas pakan ayam. Hal itu disebabkan oleh keputusan peternak untuk membeli pakan ayam dengan mengimpor pakan tersebut. Untuk menekan biaya mengingat rupiah menunjukan tren melemah terhadap dollar AS, peternak harus menekan kualitas pakan.
“50 persen pakan ayam kita itu masih impor, jadi mahal. Cuma jagung saja yang tidak boleh impor, sisanya seperti bungkil kedelai kita impor. Karena mahal, jadi kualitas pabrik kasih pakan ke ternak turun. Kan rupiah juga lagi anjlok sekarang,” jelas Tri.
Kenaikan harga telur juga disebabkan oleh momen libur panjang yang saat ini akan segera usai.
“Selanjutnya libur panjang, minggu ini anak – anak sekolah sudah mulai masuk. Jadi , konsumsi rumah tangga juga otomatis naik, permintaan telur tinggi, pasokan turun, ya naik harga telur,” jelasnya kembali.