Sumber foto: Google

Robert Kiyosaki: Pelanggaran Hukum Gresham dan Metcalfe Jadi Biang Kerok Kemiskinan

Tanggal: 26 Mei 2025 22:56 wib.
Jakarta – Robert Kiyosaki, penulis buku Rich Dad Poor Dad yang terkenal, mengidentifikasi dua "hukum uang" krusial yang menurutnya sering dilanggar oleh banyak orang, dan inilah yang membuat mereka tetap berada dalam lingkaran kemiskinan. Kiyosaki, yang juga seorang investor dan pengusaha, menyoroti Hukum Gresham dan Hukum Metcalfe sebagai kunci memahami dinamika kekayaan.

"Sebagian besar orang miskin tetap miskin, karena mereka melanggar dua hukum uang yang paling penting," sebut Kiyosaki dalam sebuah unggahan di X (25/5/2025) waktu setempat. Lantas, apa sebenarnya kedua hukum uang yang dimaksud Kiyosaki ini?

Hukum Gresham: Hindari Uang Buruk, Simpan Uang Baik

Hukum Gresham menyatakan bahwa ketika uang buruk masuk ke dalam sistem, maka uang baik akan bersembunyi. Kiyosaki berpendapat bahwa banyak orang saat ini bekerja untuk dan menabung dalam mata uang fiat (uang kertas yang nilainya tidak didukung oleh komoditas fisik) yang terus terdepresiasi, termasuk dalam hal ini Dolar AS.

Menurutnya, uang fiat adalah "uang buruk" karena nilainya terus terkikis oleh inflasi dan kebijakan moneter. Sebagai gantinya, ia merekomendasikan untuk menyimpan kekayaan dalam bentuk aset yang memiliki nilai intrinsik dan cenderung mempertahankan nilainya, seperti emas, perak, dan Bitcoin (BTC).

"Dalam buku Rich Dad Poor Dad, saya pernah mengatakan: 'Penabung adalah pecundang.' Di tahun 2025, orang miskin bekerja demi dan menabung dalam uang palsu, bukan uang sejati… yaitu emas, perak, dan Bitcoin," kata Kiyosaki, menegaskan pandangannya yang kontroversial namun konsisten.

Hukum Metcalfe: Kekuatan Jaringan dalam Menciptakan Kekayaan

Sementara itu, Hukum Metcalfe adalah hukum jaringan, yang menyatakan bahwa nilai suatu jaringan telekomunikasi proporsional dengan kuadrat jumlah pengguna sistem yang terhubung. Kiyosaki mencatat bahwa perusahaan-perusahaan sukses besar seperti McDonald’s dan FedEx berkembang pesat karena mereka beroperasi dalam jaringan yang kuat dan luas, memanfaatkan efek jaringan ini untuk memperluas jangkauan dan nilai mereka.

Sebaliknya, bisnis kecil yang berdiri sendiri tanpa efek jaringan yang kuat seringkali kesulitan menciptakan kekayaan yang signifikan. Kiyosaki pun menerapkan logika yang sama pada dunia kripto, dengan menyoroti efek jaringan Bitcoin yang jauh lebih superior dibandingkan dengan banyak aset digital lain yang belum diadopsi secara luas.

"Jika kamu ingin kaya, patuhi hukum-hukum ini," kata dia, menekankan bahwa memahami dan memanfaatkan kekuatan jaringan adalah kunci kesuksesan finansial.

“Saya tidak menabung dalam dollar AS karena dollar AS melanggar Hukum Gresham. Saya tidak berinvestasi pada shit coin tanpa jaringan, karena itu melanggar Hukum Metcalfe. Itulah sebabnya saya menabung dalam bentuk emas, perak, dan membeli Bitcoin. Aset-aset ini mematuhi hukum-hukum tersebut,” tambah Kiyosaki, menjelaskan secara spesifik alasan di balik pilihan investasinya.

Pesan Kiyosaki ini sejalan dengan advokasinya yang konsisten untuk berinvestasi pada aset alternatif, yang menurut dia berpotensi mengalami lonjakan nilai signifikan di masa depan. Kiyosaki bahkan berani memberikan prediksi harga yang fantastis: Bitcoin bisa mencapai 1 juta dollar AS, harga emas bisa menyentuh 25.000 dollar AS, dan perak bisa naik hingga 75 dollar AS.

Ketiga aset tersebut sepanjang tahun 2025 ini memang menonjol, di tengah ketidakpastian ekonomi global, termasuk gangguan akibat tarif perdagangan dan inflasi. Kiyosaki telah lama memperingatkan adanya potensi kejatuhan pasar yang menurut dia bisa jadi sudah mulai terjadi. Meski demikian, Kiyosaki tetap sangat optimistis terhadap Bitcoin, menekankan bahwa pasokan Bitcoin yang tetap dan terbatas menjamin kenaikan harga jangka panjang, menjadikannya aset yang lebih kuat dibandingkan emas dalam pandangannya.

Lantas, bagaimana dengan Anda? Apakah Anda akan mengikuti saran Kiyosaki dan memilih emas, Bitcoin, atau instrumen investasi lainnya? Pilihan ini tentu bergantung pada pemahaman pribadi Anda tentang hukum-hukum uang dan toleransi risiko investasi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved