Sumber foto: google

Ribuan Miliuner Berencana Hengkang Berjemaah dari Inggris

Tanggal: 21 Jun 2024 10:57 wib.
Sebanyak 9.500 miliuner dikabarkan akan meninggalkan Inggris pada tahun ini. Para jutawan tersebut memiliki aset likuid senilai setidaknya US$1 juta atau Rp16,3 miliar. Prediksi ini disampaikan oleh Institute for Government dalam sebuah laporan pada Selasa (18/6). Jumlah ini melebihi dua kali lipat dari jumlah orang kaya yang diperkirakan akan meninggalkan Inggris pada tahun 2023.

Menurut laporan CNN, rencana para miliuner untuk hengkang dari Inggris dipicu oleh gejolak politik di negara tersebut, termasuk kenaikan tarif pajak yang lebih tinggi di bawah pemerintahan Partai Buruh. Kebijakan pajak ini menurunkan daya tarik Inggris sebagai tujuan utama bagi orang berpenghasilan tinggi.

CEO Institute for Government, Hannah White, menekankan, "Angka-angka ini mencerminkan akumulasi faktor-faktor yang terus menerus mengurangi daya tarik Inggris bagi individu-individu berpenghasilan tinggi," dan menambahkan bahwa, "Dampak dari Brexit masih terus terasa, dengan Kota London yang tidak lagi dipandang sebagai pusat keuangan dunia."

Laporan Institute for Government ini didasarkan pada data 150 ribu orang kaya (high-net-worth individuals/HNWI) yang dilacak oleh perusahaan investasi New World Wealth. Data tersebut terutama merujuk pada pendiri, ketua, CEO, presiden, direktur, dan mitra pengelola perusahaan.

Eksodus para jutawan dari Inggris memang telah terjadi secara reguler. Sejak periode 2017 hingga 2023, setidaknya 16.500 jutawan telah meninggalkan Inggris. Migration tercepat dari orang kaya global tercatat pada tahun ini, melebihi rekor tahun lalu dengan jumlah 8.000 orang, menurut laporan Henley Private Wealth Migration.

Kondisi ini menimbulkan dampak signifikan bagi Inggris. Dari 15 negara dengan jumlah jutawan terbanyak, Inggris mengalami migrasi orang kaya paling banyak. Selain itu, berdasarkan data, Inggris adalah salah satu dari tiga negara, di samping Jepang dan Hong Kong, yang mengalami penurunan jumlah jutawan terbanyak selama satu dekade sejak 2013. Sebaliknya, jumlah orang kaya bertambah di AS, Kanada, Australia, Jerman, dan Prancis pada periode yang sama.

Brexit dipandang sebagai salah satu penyebab utama dari penurunan ini. Brexit membatasi kebebasan orang bergerak antara Inggris dan Uni Eropa serta meningkatkan hambatan baru untuk perdagangan dan investasi. Selain itu, ketidakpastian politik yang belum pernah terjadi sebelumnya dan guncangan ekonomi lainnya juga turut memperparah situasi, termasuk perang di Ukraina dan lonjakan harga energi.

Dampak dari migrasi massal para miliuner ini menjadi sorotan utama dalam dunia ekonomi global. Hal ini mengingat peran penting orang kaya dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perpindahan besar-besaran dari Inggris menuju negara lain dapat membawa dampak serius terhadap perekonomian Inggris dalam berbagai sektor, terutama sektor keuangan dan investasi.

Migrasi miliuner juga memberikan dampak pada perekonomian negara tempat mereka tujuan, karena kemungkinan besar akan meningkatkan investasi dan stimulus ekonomi. Dengan adanya peningkatan jumlah miliuner di negara-negara baru, ini juga dapat membawa peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi global.

Dengan demikian, perpindahan ribuan miliuner dari Inggris menimbulkan konsekuensi yang signifikan bagi ekonomi global. Hal ini memungkinkan untuk memicu perubahan besar dalam peta kekayaan dunia serta mempengaruhi perubahan dinamika ekonomi global yang lebih luas. Diperlukan analisis mendalam serta langkah-langkah strategis untuk mengatasi dampak dari migrasi besar-besaran ini dalam upaya menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi global.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved