Sumber foto: iStock

RI Masih Doyan Impor Ikan, Didominasi oleh Norwegia dan China

Tanggal: 18 Sep 2024 05:10 wib.
Indonesia, sebagai negara maritim yang kaya akan sumber daya laut, rupanya masih mengimpor ikan dengan jumlah yang cukup signifikan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Indonesia masih mengandalkan impor ikan dari berbagai negara, terutama Norwegia dan China. Deputi Bidang Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini, mengungkapkan bahwa pada periode Januari-Agustus 2024, Indonesia mengimpor ikan senilai US$ 130,03 juta, dengan penurunan sebesar 40,04% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 216,88 juta.

Penurunan tersebut juga terlihat dari sisi volume, yang mencapai 56,8 ribu ton pada periode Januari-Agustus 2024, turun hingga 55,63% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 128,02 juta ton. Walaupun demikian, terdapat peningkatan impor ikan pada bulan Agustus 2024, yang mengalami kenaikan sebesar 23,07% dari bulan sebelumnya, Juli 2024. Impor ikan pada bulan Agustus mencapai nilai US$ 19,23 juta dengan volume sebesar 9,7 ribu ton, meningkat dari bulan sebelumnya yang hanya mencapai nilai US$ 15,63 juta dengan volume 6,8 ribu ton.

Pudji menuturkan bahwa nilai impor ikan dari Januari hingga Agustus 2024 sebesar US$ 130,099 juta, dengan volume impor sebanyak 56,80 juta kilogram. Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa mayoritas impor ikan Indonesia berasal dari Norwegia dengan nilai US$ 26,59 juta, diikuti oleh impor dari China sebesar US$ 24,65 juta, Rusia sebesar US$ 6,63 juta, Korea Selatan sebesar US$ 1,84 juta, dan Amerika Serikat sebesar US$ 18,19 juta.

Impor ikan Norwegia dan China ini menunjukkan bahwa Indonesia masih membutuhkan pasokan ikan dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Walaupun Indonesia memiliki sumber daya laut yang melimpah, namun masih terdapat ketergantungan pada impor ikan dari negara lain. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perbedaan jenis ikan yang dihasilkan, mutu dan kualitas ikan, serta kebutuhan akan pasokan ikan yang terus meningkat dengan pertumbuhan penduduk.

Upaya untuk mengurangi ketergantungan pada impor ikan tentu saja menjadi perhatian utama bagi pemerintah dan para pelaku industri perikanan di Indonesia. Peningkatan produksi dalam negeri melalui program pembangunan dan pembenahan infrastruktur perikanan menjadi kunci utama dalam mengurangi impor ikan. Selain itu, diperlukan juga upaya untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi dalam penangkapan, pengolahan, serta distribusi ikan di dalam negeri.

Pembangunan pabrik pengolahan ikan juga dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengurangan ketergantungan pada impor ikan. Dengan adanya pabrik pengolahan ikan yang modern dan efisien, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan ikan dalam negeri serta menghasilkan produk-produk olahan ikan yang berkualitas untuk memenuhi permintaan pasar internasional. 

Selain itu, pelaku industri perikanan juga perlu untuk terus melakukan inovasi dan penelitian yang dapat meningkatkan efisiensi produksi, mutu ikan, serta keberlanjutan sumber daya laut. Dukungan pemerintah dalam penyediaan bantuan, pelatihan, dan pendampingan kepada para pelaku usaha perikanan juga menjadi faktor kunci dalam pengembangan industri perikanan dalam negeri.

Dengan upaya-upaya yang terus dilakukan, diharapkan Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor ikan dan meningkatkan produksi ikan dalam negeri. Selain itu, dengan pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan, diharapkan Indonesia dapat menjadi negara yang dapat memenuhi kebutuhan ikan tidak hanya bagi pasar dalam negeri, tetapi juga pasar internasional.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved