RI Bisa Meraih Keuntungan dari Industri Nikel, Namun Ada Syaratnya
Tanggal: 24 Jul 2024 08:12 wib.
Industri nikel di Indonesia kini memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan hilirisasi produk nikel. PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel mengungkapkan bahwa agar pengembangan hilirisasi nikel ini dapat berhasil, dibutuhkan industri pendukung yang mampu menyerap hasil hilirisasi nikel di Indonesia. Di sisi lain, Direktur Utama NCKL, Roy Arman Arfandy, menyatakan bahwa industri nikel di Indonesia memerlukan industri lain, terutama untuk industri baterai kendaraan listrik dan stainless steel.
Roy Arfandy menjelaskan bahwa perkembangan industri nikel di Indonesia akan sangat tergantung pada industri pendukung seperti baterai kendaraan listrik dan stainless steel. Pihaknya saat ini juga memasok komponen baterai kendaraan listrik, khususnya prekursor katoda baterai, seperti Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dan nikel sulfat. NCKL bahkan merupakan produsen MHP pertama di Indonesia. Pabrik MHP dan nikel sulfat milik NCKL berlokasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, di bawah pengelolaan PT Halmahera Persada Lygend, anak usaha dari NCKL.
Pada tahun 2017, perusahaan smelter pertama milik NCKL telah beroperasi, dilanjutkan dengan ekspansi ke bahan baku untuk baterai mobil listrik pada tahun 2018. PT Halmahera Persada Lygend menjadi produsen MHP pertama di Indonesia. Selain itu, Harita Nickel merupakan satu-satunya produsen nikel sulfate dan cobalt sulfate di Indonesia, yang merupakan bahan utama dalam pembuatan precursor katoda untuk baterai mobil listrik. Permintaan nikel dunia juga terus tinggi untuk memenuhi kebutuhan industri lain, seperti industri stainless steel.
Hal ini terlihat dari permintaan yang tinggi dari industri stainless steel terhadap produk nikel berbasis nickel pig iron atau feronikel. Harita Nickel juga memproduksi feronikel tersebut dan menjualnya kepada pabrik-pabrik stainless steel di luar negeri. Roy Arfandy menilai langkah pemerintah untuk melakukan hilirisasi pada sektor nikel merupakan langkah yang harus terus dilanjutkan untuk memberikan nilai tambah bagi negara. Menurutnya, nilai tambah tersebut memberikan kontribusi yang luar biasa atas produk nikel yang diekspor dari Indonesia.
Sejalan dengan itu, Indonesia juga telah bersiap untuk melakukan hilirisasi pada sektor nikel. Pengembangan pabrik dan fasilitas produksi nikel menjadi langkah yang mendukung peningkatan nilai tambah nikel hasil ekspor. Dengan adanya industri pendukung seperti baterai kendaraan listrik dan stainless steel, hasil hilirisasi nikel dari Indonesia dapat terserap dengan baik, sehingga memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia.
Dalam konteks ini, diversifikasi produk hilirisasi nikel menjadi aspek yang krusial dalam mendukung pertumbuhan industri nikel di Indonesia. Pemerintah Indonesia perlu memastikan kebijakan yang mendukung pengembangan industri pendukung nikel, seperti baterai kendaraan listrik dan stainless steel. Langkah tersebut akan memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu produsen nikel terbesar di dunia, sekaligus memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perekonomian nasional.