Resmi Ditutup, Skype Tinggalkan Jejak Kenangan Mendalam bagi Pengguna Setianya
Tanggal: 7 Mei 2025 20:03 wib.
Tampang.com – Microsoft secara resmi menghentikan operasional Skype pada 5 Mei 2025, menandai akhir dari sebuah era dalam dunia komunikasi digital. Setelah hadir selama 23 tahun, aplikasi ini berpamitan dari panggung utama platform panggilan suara dan video yang sempat begitu populer di awal 2000-an.
Skype pertama kali dirilis pada 2003 dan dengan cepat menjadi favorit global berkat kemampuannya menghadirkan panggilan gratis melalui internet. Namun, seiring perkembangan teknologi dan kemunculan pesaing seperti Zoom, Google Meet, hingga FaceTime, dominasi Skype mulai tergeser.
Menurut data internal Microsoft, jumlah pengguna aktif Skype pada tahun 2023 menyusut drastis menjadi sekitar 36 juta, jauh dibandingkan puncak popularitasnya yang mencapai ratusan juta pengguna.
Kenangan Indah Pengguna Lama: Dari Rumah ke Dunia
Meski telah pensiun, kehadiran Skype ternyata masih meninggalkan kesan mendalam di hati banyak penggunanya. Mereka pun membagikan cerita-cerita penuh nostalgia yang membuktikan betapa pentingnya Skype dalam perjalanan hidup mereka.
Melany: Ibu Rumah Tangga yang Kembali Berkarier
Salah satu kisah inspiratif datang dari Melany Heger, seorang ibu rumah tangga asal Filipina. Setelah 10 tahun tidak bekerja, Melany mendapat kesempatan bekerja secara daring dan menggunakan Skype untuk menjalin komunikasi dengan klien.
"Skype membuka dunia penuh kemungkinan bagi saya," ungkap Melany.
Aplikasi ini menjadi jembatan baginya untuk membangun kembali kepercayaan diri dan mengejar kemandirian finansial.
Guru dari Pakistan dan Brasil: Menyebarkan Ilmu Lewat Layar
Di bidang pendidikan, Ghulam Asghar Awan, seorang guru asal Pakistan, telah menggunakan Skype selama 9 tahun untuk mengajar Al Quran secara online. Ia menilai Skype unggul dari segi kualitas suara dan kestabilan koneksi, sesuatu yang krusial untuk pembelajaran daring.
Cerita lain datang dari Friedrich Helmke, guru dari Brasil, yang mengajar melalui Skype selama pandemi. Salah satu muridnya adalah seorang anak tunggal berusia 10 tahun yang merasa kesepian.
"Bella, kamu masih memiliki tempat yang sangat istimewa di hatiku! Aku tidak akan pernah melupakanmu," tulis Helmke menyentuh.
Weng dan Owen: Cinta LDR yang Dikuatkan oleh Skype
Pasangan asal Makau dan Wales, Weng dan Owen Williams, juga punya kisah indah bersama Skype. Mereka berkenalan saat Weng magang di Inggris pada 2012 dan tetap terhubung melalui panggilan video harian ketika kembali ke Makau. Dari pertemanan, mereka akhirnya menikah.
"Skype membuat kami terus terhubung," tulis pasangan ini dalam kenangan manis mereka.
Erica: Mengobrol dengan Suami yang Telah Tiada
Cerita paling emosional datang dari Erica, seorang perempuan dari Selandia Baru. Setelah kehilangan suaminya pada 2017, ia membuka kembali arsip percakapan mereka di Skype. Erica bahkan mengirim pesan ke akun sang suami dan membalasnya sendiri, sebagai bagian dari proses penyembuhan emosional.
"Itu membantu saya untuk terus maju. Saya mempercayainya," katanya dengan haru.
Selamat Jalan Skype, Terima Kasih untuk Segalanya
Berakhirnya layanan Skype bukan sekadar penutupan aplikasi, melainkan akhir dari sebuah perjalanan emosional yang telah menemani banyak orang melewati masa-masa penting dalam hidup mereka—dari tawa, cinta, hingga air mata.
Meskipun telah digantikan oleh teknologi yang lebih baru, warisan Skype akan tetap hidup dalam kenangan para penggunanya di seluruh dunia.