Sumber foto: Google

Rela Terlilit Utang Demi Pernikahan Impian? Nggak Banget Deh!

Tanggal: 26 Jun 2025 12:07 wib.
Pernikahan adalah momen sekali seumur hidup yang seringkali dipenuhi dengan harapan dan impian. Setiap pasangan tentu ingin merayakan hari bahagia mereka dengan cara yang indah dan berkesan. Namun, dalam konteks literasi keuangan, bagaimana sebaiknya pasangan muda menilai prioritas antara mengadakan pesta pernikahan besar dengan kestabilan keuangan masa depan? 

Banyak pasangan yang terjebak dalam anggapan bahwa pernikahan yang mewah dan besar adalah satu-satunya cara untuk merayakan cinta mereka. Mereka sering merasa terdorong untuk mengikuti tren atau tekanan sosial, yang mengarah pada pengeluaran berlebihan dan akhirnya berutang demi memenuhi harapan tersebut. Fenomena ini semakin diperparah dengan akses mudah terhadap pinjaman dan fasilitas kredit yang memudahkan pasangan untuk membiayai pernikahan impian mereka. 

Sebelum memutuskan untuk menggelar pesta dengan biaya besar, sangat penting untuk mempertimbangkan dampaknya terhadap kondisi keuangan masa depan. Pasangan muda harus berbicara secara terbuka tentang anggaran, tujuan keuangan, dan harapan masing-masing. Pertanyaan seperti, "Apakah kita lebih memilih pesta besar atau keamanan finansial di masa depan?" perlu dijawab dengan jujur. Ini bukan hanya tentang hari H, tetapi juga tentang bagaimana pasangan tersebut dapat membangun kehidupan bersama setelah pernikahan.

Satu hal yang sering diabaikan adalah pentingnya perencanaan keuangan. Pasangan muda harus memiliki pemahaman yang jelas tentang total biaya pernikahan dan bagaimana hal tersebut akan memengaruhi tabungan mereka. Adakah anggaran untuk biaya-biaya lain pasca-pernikahan, seperti pembelian rumah, biaya pendidikan anak, dan investasi untuk masa depan? Semua ini perlu dipikirkan matang-matang sebelum melangkah ke altar.

Ada banyak alternatif untuk merayakan cinta tanpa harus terjebak dalam utang. Mengadakan pernikahan yang sederhana namun berarti bisa menjadi pilihan yang lebih bijaksana. Menggunakan venue yang tidak terlalu mahal, mengundang tamu terbatas, atau bahkan memilih untuk menikah di tempat yang memiliki makna khusus, dapat mengurangi biaya secara signifikan. Dengan cara ini, pasangan tidak hanya bisa mengucapkan janji suci dengan tenang, tetapi juga memulai kehidupan baru tanpa beban utang yang berat.

Dalam konteks literasi keuangan, penting bagi pasangan muda untuk membuat rencana anggaran yang realistis. Ini berarti melakukan riset, mempertimbangkan semua pengeluaran yang mungkin timbul, dan menganggarkan dana ekstra jika diperlukan. Selain itu, pasangan juga harus memprioritaskan pengeluaran berdasarkan kebutuhan dan keinginan yang sebenarnya. Misalnya, mungkin lebih penting untuk menginvestasikan uang pada hal-hal yang akan memberikan manfaat jangka panjang, ketimbang hanya sekadar perayaan sesaat.

Pernikahan adalah awal dari perjalanan bersama, dan seharusnya tidak dimulai dengan beban utang yang bisa mengganggu kestabilan keuangan di masa depan. Setiap pasangan memiliki prioritas yang berbeda-beda, dan memberikan perhatian lebih kepada perencanaan keuangan dapat menciptakan fondasi yang lebih kuat untuk kehidupan rumah tangga yang bahagia dan sejahtera.

Dengan pemahaman yang baik tentang literasi keuangan, pasangan muda tidak hanya dapat merayakan cinta mereka dengan cara yang sesuai dengan keadaan keuangan, tetapi juga membangun masa depan yang lebih baik. Hal ini adalah langkah penting dalam menciptakan hubungan yang sehat dan saling mendukung, serta memastikan bahwa cinta yang mereka bangun dapat bertahan lama tanpa dibayangi oleh masalah keuangan yang mungkin timbul akibat keputusan yang kurang bijak di awal pernikahan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved