Sumber foto: google

Rasio Kepemilikan Mobil di RI Masih Rendah, Menperin Ajak Jepang Ambil Peluang

Tanggal: 27 Jun 2024 16:19 wib.
 

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa rasio kepemilikan mobil di Indonesia masih terbilang rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, ia berharap agar Jepang dapat turut serta dalam upaya meningkatkan rasio kepemilikan mobil di Tanah Air.

Pernyataan tersebut disampaikan Agus saat bertemu dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang. Dalam pertemuan tersebut, Agus juga menjelaskan bahwa Indonesia dan Jepang tengah berkerja sama dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Selain itu, Menperin juga memaparkan peluang besar bagi industri otomotif Jepang untuk berpartisipasi dalam mengisi gap konsumsi per kapita produk otomotif di Indonesia.

"Saat ini, rasio kepemilikan kendaraan roda empat di Indonesia adalah 99 mobil per 1.000 penduduk. Saya yakin dalam waktu yang tidak terlalu lama, angka ini bisa ditingkatkan hingga mencapai 150 per 1.000 penduduk. Oleh karena itu, saya berharap produk mobil dari Jepang dapat mengisi gap tersebut," ungkap Menperin.

Agus juga memberikan apresiasi terhadap perusahaan-perusahaan otomotif Jepang yang terus bergerak maju, termasuk dalam mendalami struktur industri dengan melibatkan industri kecil dan menengah dalam ekosistem produksi otomotif di Indonesia.

Selain kerja sama dalam sektor industri otomotif, Menperin juga menggalakkan peningkatan kerja sama dalam sektor transisi energi. Hal ini mengacu pada pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida yang membahas proyek prioritas dalam bidang transisi energi dalam kerangka Asia Zero Emission Community (AZEC) pada Desember 2023 di Jepang.

Lebih lanjut, Agus mendesak untuk segera menyelesaikan perundingan substantif Protokol Perubahan Indonesia–Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Saat ini, dalam kerangka IJEPA, kedua negara telah menyelesaikan perundingan substantif seputar Protokol Perubahan IJEPA.

Menurut Agus, IJEPA memiliki peran yang sangat penting dan strategis bagi kedua negara. Hal ini juga berdampak pada program kerja sama New MIDEC atau Manufacturing Industry Development Center yang menjadi bagian dari IJEPA.

Menperin juga mengharapkan dukungan dari Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI) dalam mendorong implementasi IJEPA serta pelaksanaan kegiatan New MIDEC ke depannya. Dalam pertemuan tersebut, kedua menteri juga membahas kerja sama di bidang pengembangan sumber daya manusia di sektor industri.

Menperin menjelaskan rencana pertukaran sumber daya manusia industri antara Indonesia dan Jepang, sehingga inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia industri di Indonesia melalui pelatihan yang dilaksanakan di Jepang.

Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang, Saito, memberikan tanggapan positif terhadap gagasan-gagasan yang disampaikan Menperin dalam rangka meningkatkan kerja sama kedua negara. Saito menjelaskan bahwa METI sangat peduli dalam menyediakan anggaran untuk mendorong kerja sama dengan negara-negara Global South.

Terkait kerja sama industri otomotif dengan Indonesia, Saito mengakui bahwa Indonesia memiliki peran yang penting bagi produksi dan ekspor otomotif Jepang. Investasi perusahaan otomotif Jepang di Indonesia memberikan keuntungan bagi kedua negara.

"Kami berkeinginan untuk meningkatkan kerja sama guna memperkuat daya saing industri otomotif di Indonesia. Kami mendukung agar diskusi mengenai kerja sama yang lebih detail segera dilakukan di tingkat direktur jenderal," ungkap Saito.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved