"Ramalan" Terbaru Sri Mulyani soal Ekonomi Indonesia
Tanggal: 28 Apr 2024 07:23 wib.
"Ramalan" Terbaru Sri Mulyani soal Ekonomi Indonesia
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati telah mengumumkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,17 persen pada kuartal I-2024. Prediksi ini menunjukkan sisi positif di tengah ketidakpastian global yang semakin meningkat.
Saat menggelar konferensi pers APBN Kita edisi April di Jakarta pada Jumat (26/4/2024), Sri Mulyani menyatakan, "Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi kita pada kuartal I-2024 akan mencapai 5,17 persen. Karena data baru tersedia sampai Maret, jadi prediksi kami masih menunjukkan angka di atas 5 persen."
Sri Mulyani juga mengisyaratkan kewaspadaan terhadap kemungkinan adanya turbulensi global yang mungkin terjadi di masa mendatang. Pada penjelasannya, dia menjelaskan bahwa proyeksi positif ini dibuat berdasarkan sejumlah indikator aktivitas perekonomian yang menunjukkan kestabilan. Misalnya, Indeks Pembelian Manajer (PMI) yang mencapai nilai 54,2 pada bulan Maret lalu.
Selain itu, konsumsi masyarakat juga menunjukkan kestabilan yang positif, terlihat dari angka Indeks Kepercayaan Konsumen yang tetap stabil di angka 123,8. Selain itu, tingkat pengeluaran masyarakat yang diukur melalui Indeks Pengeluaran Mandiri juga tetap stabil di level 46,9.
"Jadi secara keseluruhan, konsumen kita menunjukkan kinerja yang baik, namun kita harus tetap waspada karena beberapa sektor mengalami koreksi," ungkapnya. "Adapun koreksi tersebut dapat bersifat musiman, seperti saat Ramadan dan hari raya, maupun bersifat struktural dengan jangka waktu yang lebih panjang," lanjut Sri Mulyani.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk periode tiga bulan pertama tahun 2024 di atas 5 persen ini sejalan dengan proyeksi yang dikeluarkan oleh beberapa lembaga internasional. Misalnya, Bloomberg memproyeksikan pertumbuhan sebesar 5 persen, Nomura sebesar 5,3 persen, dan Goldman Sachs sebesar 4,9 persen.
Meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menunjukkan sisi positif, Sri Mulyani secara tegas menekankan bahwa perumus kebijakan harus tetap berhati-hati dalam menghadapi masa depan. Hal ini terutama terkait dengan meningkatnya ketidakpastian di tingkat global, terutama mengenai arah kebijakan suku bunga dari The Federal Reserve dan konflik geopolitik yang terjadi di kawasan Timur Tengah.
Proyeksi-poyeksi menjadi panduan yang penting bagi kebijakan ekonomi yang akan diambil oleh pemerintah yang tentunya harus dapat mengantisipasi segala kemungkinan perubahan yang terjadi baik secara global maupun dalam negeri. Hal ini membutuhkan sinergi yang bagus antar lembaga terkait agar proyeksi-proyeksi ekonomi dapat difungsikan dengan sebaik mungkin sehingga kebijakan yang diambil bisa memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam mengambil kebijakan diharapkan pemerintah dapat mempertimbangkan data yang valid agar keberlangsungan pertumbuhan ekonomi bisa terus terjaga dengan baik. Semoga dengan proyeksi yang positif tersebut, kebijakan yang diambil oleh pemerintah juga dapat bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.