Ramalan Dolar Terbaru dari Sri Mulyani & Bos BI, Bisa Tembus Segini!
Tanggal: 9 Jul 2024 18:39 wib.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pergerakan nilai tukar rupiah pada semester II-2024 akan berada di kisaran Rp 16.000 hingga Rp 16.200 per dolar AS. Hal ini dikemukakannya dalam penyampaian Pokok-pokok Laporan Realisasi Semester I dan Prognosis Semester II Pelaksanaan APBN ΤΑ 2024 di DPR pada Senin 8 Juli 2024. Menurutnya, pergerakan nilai tukar rupiah ini akan bergantung pada kebijakan Fed Fund Rate (FFR). Adapun, kurs rupiah terhadap dolar tersebut telah melampaui asumsi makro 2024 yang sebesar Rp 15.000 per dolar AS.
Pada semester I-2024, nilai tukar rupiah telah melampaui Rp 15.000 per dolar AS, tepatnya mencapai Rp 15.901 per dolar AS. Sri Mulyani juga menyatakan bahwa proyeksi tersebut didasarkan pada asumsi kebijakan moneter Amerika Serikat, yang akan mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah secara global.
Di sisi lain, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan bahwa bank sentral berkomitmen untuk menjaga stabilitas rupiah ke depannya. BI bahkan berencana untuk menjaga agar nilai tukar rupiah tetap kuat, dengan target di bawah Rp 16.000 per dolar AS. Perry menyatakan, "Kami memproyeksikan rupiah akan tetap stabil ke depan dan kami akan terus berupaya untuk memperkuatnya, dengan target di kisaran Rp 15.700 hingga Rp 16.100 per dolar AS yang akan terus kami lakukan lebih lanjut."
Lebih lanjut, Perry mengidentifikasi empat faktor yang diyakini akan mendorong penguatan nilai tukar rupiah ke depannya. Pertama, penurunan Fed Fund Rate (FFR) pada akhir tahun ini; kedua, penguatan imbal hasil portofolio Indonesia, termasuk Surat Berharga Negara (SBN) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBBI). "Dengan koordinasi antara Kementerian Keuangan dan kami sejak Juni, aliran masuk SBN terus kami lakukan untuk menjaga stabilitas tukar ini," ungkap Perry.
Sementara itu, faktor ketiga adalah aspek fundamental perekonomian Indonesia yang stabil, tercermin dari inflasi yang terkendali serta pertumbuhan ekonomi yang positif. Selain itu, keempat adalah dukungan yang terus menerus dilakukan oleh pemerintah dalam menjaga stabilitas nilai tukar. Dengan hal ini, BI yakin bahwa nilai tukar rupiah dapat terus mengalami penguatan di masa mendatang. "Keempat faktor tersebut mendorong kami untuk melihat penguatan nilai tukar rupiah karena penurunan FFR, investasi portofolio, faktor fundamental, dan langkah-langkah strategis yang kami lakukan," paparnya.
Tinjauan terhadap situasi ini memperlihatkan potensi tersendiri mengenai perkiraan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Meskipun sudah terjadi peningkatan pada semester I-2024, ada harapan untuk kestabilan dan penguatan nilai tukar rupiah ke depannya, yang didukung oleh berbagai faktor seperti kebijakan moneter global, stabilitas ekonomi, serta langkah-langkah strategis yang akan dilakukan oleh pemerintah dan bank sentral. Keselarasan antara proyeksi dari Sri Mulyani dan komitmen dari Gubernur BI menjelaskan pentingnya untuk terus memantau pergerakan nilai tukar rupiah dan juga dampaknya terhadap perekonomian nasional secara keseluruhan.