Ramalan BI soal Gerak Rupiah Jika Trump Menang Usai Biden Mundur
Tanggal: 23 Jul 2024 13:13 wib.
Bank Indonesia memperkirakan nilai tukar rupiah akan mengalami fluktuasi jika Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden AS setelah Joe Biden mundur dari kontes pemilihan presiden tahun depan. Meskipun nilai tukar rupiah saat ini melemah ke level Rp 16.200 per dolar AS, BI meyakini bahwa dampak hasil pemilihan presiden AS tidak akan signifikan terhadap tekanan terhadap rupiah.
Menurut Kepala Grup Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas (DPMA) BI, Ramdan Denny Prakoso, banyak pihak berspekulasi terkait potensi kemenangan kembali Presiden AS Donald Trump. Saat Trump memenangkan pemilihan presiden sebelumnya, indeks dolar AS mengalami kenaikan dari level 97 ke 101-102. Indeks dolar AS yang naik dapat menekan nilai tukar mata uang negara lain, termasuk rupiah.
Denny menyatakan bahwa meskipun pasar semula memperkirakan Trump tidak akan memenangkan pemilihan presiden sebelumnya, saat kemenangan Trump terjadi, dolar AS melemah cukup signifikan. Namun, BI meyakini bahwa kebijakan The Fed akan memiliki dampak yang lebih besar terhadap pasar keuangan daripada hasil pemilihan presiden AS.
BI melihat potensi untuk penguatan rupiah ke depannya, terutama pada tahun depan. Kenaikan suku bunga The Fed yang diprediksi telah mencapai puncaknya, serta prospek penurunan bunga yang diperkirakan akan terjadi di tahun depan, memberikan peluang terbuka bagi penguatan rupiah.
Berdasarkan catatan BI, rupiah sepanjang tahun ini mengalami pelemahan sebesar 4,81% terhadap Dolar AS. Meskipun terjadi pelemahan, BI optimis terhadap kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang baik, yang dapat menarik arus masuk modal asing ke dalam negeri. Hal ini mengingat kondisi suku bunga negara maju yang diprediksi akan turun, dengan Eropa juga telah menurunkan suku bunga.
Donald Trump, setelah Joe Biden mundur sebagai calon presiden Amerika Serikat, semakin yakin dengan peluangnya untuk memenangkan pemilihan presiden AS. Trump menyatakan keyakinannya bahwa lawannya, Kamala Harris, akan lebih mudah dikalahkan daripada Joe Biden. Dia juga mempertanyakan kemampuan Biden untuk melanjutkan kepemimpinannya hingga awal tahun depan, menegaskan bahwa Biden tidak layak mencalonkan diri sebagai Presiden.
Pemilihan presiden AS tahun depan akan menjadi faktor penting yang akan mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah, sehingga BI terus memantau perkembangan dan berbagai faktor yang dapat memengaruhi ekonomi Indonesia. Dengan kondisi fundamental ekonomi yang baik, BI optimis bahwa penguatan rupiah dapat terjadi jika berbagai faktor tersebut terus mendukung. Meskipun demikian, tetap diperlukan langkah-langkah dan kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dalam menghadapi dinamika global di masa depan. Sorotan terhadap kondisi ekonomi global dan perkembangan di Amerika Serikat juga akan menjadi fokus penting dalam upaya menjaga stabilitas mata uang Indonesia