Proyek IKN Habiskan Ratusan Triliun, Tapi Investor Masih Ragu-Ragu?
Tanggal: 13 Mei 2025 23:34 wib.
Tampang.com | Proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara kembali menjadi sorotan. Meski pemerintah telah menggelontorkan lebih dari Rp400 triliun dari APBN, investasi swasta—baik domestik maupun asing—masih belum mengalir sesuai harapan. Kondisi ini memunculkan pertanyaan: apakah proyek raksasa ini benar-benar menarik bagi investor?
Target Investasi Tak Kunjung Tercapai
Pemerintah menargetkan lebih dari 80% pembiayaan IKN berasal dari sektor non-APBN. Namun kenyataannya, hingga pertengahan 2025, realisasi investasi swasta belum menyentuh separuh dari target. Beberapa investor bahkan memilih wait and see karena belum yakin dengan kepastian hukum dan kelayakan bisnis.
“Investor ingin kepastian, bukan sekadar seremoni peletakan batu pertama,” kata Bima Saputra, ekonom dari CORE Indonesia.
Risiko Politik dan Pemilu 2024 Jadi Penghambat
Ketidakpastian pasca-Pemilu 2024 turut membuat investor menahan diri. Apalagi sejumlah elite politik masih terbelah soal keberlanjutan proyek ini. Belum lagi munculnya kritik dari kelompok masyarakat sipil yang menilai proyek IKN terlalu boros di tengah berbagai masalah domestik.
“Bayangkan, rakyat masih kesulitan air bersih dan sekolah rusak, tapi kita bangun istana baru,” kritik Dinda Arianti, aktivis tata kelola anggaran.
Pemerintah Klaim Investor Sudah Siap, Tapi Minim Transparansi
Pemerintah melalui Otorita IKN terus menyatakan bahwa banyak investor siap masuk. Namun daftar dan detil komitmen investasi belum sepenuhnya dibuka ke publik. Hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa dukungan investor lebih bersifat simbolis daripada konkret.
“Jangan sampai pembangunan hanya dikebut secara fisik, tapi logika bisnisnya tidak disiapkan matang,” ujar Bima.
Dampak Ekonomi Lokal Belum Terasa
Di sisi lain, masyarakat lokal di Kalimantan Timur mengeluhkan bahwa proyek IKN belum berdampak signifikan pada kesejahteraan mereka. Harga tanah melonjak, tetapi peluang kerja dan pelibatan warga masih minim.
“Kami hanya jadi penonton. Proyeknya besar, tapi kehidupan kami tetap begitu-begitu saja,” ujar Pak Iwan, warga Sepaku.
Butuh Evaluasi Strategi, Bukan Hanya Euforia Pembangunan
Proyek IKN bisa menjadi legacy besar jika dirancang dengan realistis dan transparan. Namun jika investasi tak kunjung datang dan manfaat ke masyarakat lokal tidak terasa, proyek ini berpotensi menjadi beban fiskal jangka panjang.