Sumber foto: Google

Produksi Beras Lokal Meningkat , Badan Pangan Pastikan Bulog Terus Serap Produksi Lokal

Tanggal: 23 Jul 2024 18:11 wib.
Tren produksi beras di Indonesia dikabarkan meningkat, yang kemudian membuat Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengonfirmasi bahwa Perum Bulog akan terus melakukan penyerapan beras lokal di tengah tren produksi yang naik.

 Menurut data KSA BPS yang dipublikasikan per 22 Juli 2024, proyeksi jumlah produksi beras di bulan Agustus diperkirakan mencapai 2,66 juta ton, sementara di bulan September proyeksi produksi meningkat menjadi 2,96 juta ton. Angka-angka ini menunjukkan adanya tren kenaikan produksi, karena pada proyeksi produksi beras di bulan Juni hanya sebesar 2,06 juta ton dan di bulan Juli sebesar 2,18 juta ton.

"Kami di Badan Pangan Nasional akan memastikan stok Cadangan Pangan Pemerintah selalu terisi dan ditabung, terutama beras. Kami pastikan Bulog akan terus menyerap beras dari petani dalam negeri dan di sisi lain juga terus mengguyur intervensi ke pasar dan masyarakat supaya kestabilan pangan senantiasa terjaga," ujar Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, dalam siaran persnya, Selasa (23/7/2024).

 Saat ini, stok beras yang dikelola Perum Bulog mencapai 1,5 juta ton. Selain itu, terdapat juga stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang sebanyak 46.900 ton, dan stok beras sebagai Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) sebanyak 7.300 ton.

Selain memastikan Perum Bulog untuk mengutamakan penyerapan beras lokal, Bapanas juga menjamin agar Nilai Tukar Petani (NTP) tetap terjaga.

 NTP subsektor tanaman pangan (NTPP) terus dijaga pemerintah agar tetap berada di atas angka 100. Menurut BPS, NTPP tertinggi dalam 18 bulan terakhir tercatat di bulan Februari 2024 yang mencapai 120,30 poin. Pada bulan Juni 2024, indeks harga yang diterima petani tanaman pangan, khususnya kelompok padi, juga mengalami peningkatan yang signifikan, yakni mencapai 130,74 poin.

"Setelah produksi beras mulai meningkat, kita pastikan gairah petani untuk menanam juga terus meningkat. Satu faktor yang cukup penting adalah kebijakan penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Kita bersyukur dengan penetapan HPP yang efektif mampu menjaga Nilai Tukar Petani (NTP) dan semangat petani nandur kembali menyala terus," katanya.

 Berdasarkan hasil Kerangka Sampel Area (KSA) padi pada Juni 2024, BPS menunjukkan bahwa neraca produksi-konsumsi beras pada bulan Juni dan Juli 2024 diperkirakan mengalami defisit masing-masing sebesar 0,51 juta ton dan 0,4 juta ton.

Neraca tersebut diperkirakan akan mencapai surplus pada bulan Agustus dan September 2024, masing-masing sebesar 0,08 juta ton dan 0,38 juta ton. Total surplus beras pada periode April-Mei 2024 sebesar 3,77 juta ton. Dengan tren produksi yang terus meningkat, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan para petani di Indonesia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved