Sumber foto: Google

Prabowo ‘Bagikan’ 50 Ribu Rumah Subsidi: Dari Tukang Pijat hingga Prajurit TNI, Tapi Tetap Jauh Dari Target 29 Juta!

Tanggal: 20 Des 2025 23:11 wib.
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto kembali menjadi sorotan publik setelah menghadiri acara akad massal penandatanganan 50.030 unit rumah subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Perumahan Pondok Banten Indah, Kota Serang, Banten, Sabtu (20/12/2025). Meski acara ini dipuji sebagai salah satu momen besar dalam sejarah perumahan rakyat, sejumlah pihak mempertanyakan apakah jumlah tersebut benarbenar cukup untuk menjawab masalah hunian jutaan warga yang masih belum memiliki rumah sendiri. Liputan6+1

Dalam gelaran yang melibatkan sedikitnya 11 bank penyalur secara langsung dan 39 bank secara daring, ribuan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia menandatangani perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Sekitar 300 akad dilakukan langsung di lokasi acara, sedangkan 49.730 lainnya dilakukan secara virtual di 110 titik di seluruh 33 provinsi. Liputan6+1

Upacara Simbolis: Siapa Saja yang Dapat Rumah?

Prabowo secara simbolis menyerahkan kunci rumah kepada 10 warga dari beragam latar belakang profesi mulai dari guru, tuna netra, tukang pijat, pedagang kopi keliling, pengemudi ojek daring, penjual seblak, hingga prajurit TNI dan nelayan. Aksi simbolis ini menjadi momen penting dalam perayaan program rumah subsidi yang digencarkan pemerintah untuk memperluas akses hunian bagi rakyat kelas menengah ke bawah. Liputan6+1

Namun di tengah gegap gempita, realitas sosial masih menunjukkan tantangan besar. Prabowo menyatakan bahwa masih ada sekitar 29 juta warga Indonesia yang belum memiliki rumah, menegaskan bahwa meski program ini sudah berlangsung, tantangan besar masih jauh dari selesai. Antara News

“Kita gembira karena 50 ribu lebih masyarakat mendapatkan hak mereka untuk punya rumah yang layak. Tetapi perjalanan masih panjang dan jumlah warga yang belum punya rumah masih sangat banyak,” ujar Prabowo dalam sambutannya. Antara News

Program Rumah Subsidi: Capaian Atau Pencitraan Politik?

Program rumah subsidi melalui KPR FLPP sendiri bukan hal baru. Data Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) menyebut bahwa hingga 19 Desember 2025, penyaluran FLPP telah mencapai lebih dari 263.017 unit rumah dengan nilai mencapai sekitar Rp32,67 triliun. Ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah agar bisa memiliki rumah pertamanya. Antara News

Namun angka 50.030 unit yang dirayakan massal itu masih jauh dari angka kebutuhan perumahan di Indonesia, yang diperkirakan mencapai jutaan unit. Kritikus program ini pun mempertanyakan efektivitas pendekatan tersebut, apakah lebih dari sekadar pencapaian angka atau justru menjadi alat pencitraan politik menjelang kalender politik nasional tahun depan.

Sejumlah pengamat menilai bahwa kegiatan massal seperti ini bisa memperlihatkan keseriusan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan rakyat, tetapi dibutuhkan langkah lanjutan agar program rumah subsidi benarbenar menyentuh akar masalah ketimpangan dan keterbatasan akses terhadap hunian layak.

Respons Masyarakat Beragam

Respons masyarakat terhadap acara ini beragam. Sebagian menyambut baik karena kesempatan memiliki rumah sendiri adalah dambaan lama bagi pekerja sektor informal, seperti tukang pijat, pedagang kaki lima, serta pengemudi ojek daring yang selama ini kesulitan mengakses fasilitas kredit perumahan formal. Mereka berharap rumah subsidi ini menjadi jalan keluar nyata bagi keluarga mereka. kumparan

Namun tak sedikit pula yang mempertanyakan kondisi rumah yang mereka peroleh. Sementara pemerintah menyatakan telah membangun unit dengan standar luas tanah 60 meter persegi dan bangunan 30 meter persegi, sebagian masyarakat meminta perhatian terhadap kualitas bangunan, lokasi strategis yang dekat dengan akses kerja, serta infrastruktur penunjang seperti fasilitas kesehatan dan pendidikan. Antara News

Dampak bagi Sektor Ekonomi dan Sosial

Prabowo dalam pidatonya menekankan bahwa program rumah subsidi tak hanya memberikan atap bagi rakyat tetapi juga mendorong pergerakan ekonomi mulai dari pekerja konstruksi, penjual material bangunan, hingga layanan jasa di sekitar perumahan baru tersebut. Ia menggambarkan bahwa jika masyarakat yang paling lemah diberdayakan, maka ekonomi secara keseluruhan akan menjadi lebih hidup. Antara News

Tetapi tantangan tetap besar. Perlunya kolaborasi lintas sektor dan percepatan proses pembangunan rumah subsidi membuat sejumlah pihak menekankan pentingnya transparansi anggaran, pengawasan kualitas, dan prioritas yang jelas bagi mereka yang memang paling membutuhkan.

Apa Selanjutnya?

Program FLPP dan akad massal ribuan rumah ini akan terus berlangsung sebagai bagian dari target pemerintah mencapai 3 juta rumah subsidi ke depan. Namun langkah itu memerlukan sinergi kuat antara pemerintah pusat, daerah, perbankan, pengembang, dan masyarakat sipil agar tidak hanya menjadi angka statistik, tetapi memberikan dampak sosial yang benarbenar nyata dalam kehidupan jutaan rakyat Indonesia. Antara News

Dengan demikian, meskipun perayaan 50.030 unit rumah subsidi ini menjadi momen strategis di Kota Serang, perjalanan panjang dalam mewujudkan hak rumah layak bagi seluruh rakyat Indonesia masih jauh dari selesai.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved