Potensi Pembiayaan Kendaraan Listrik di Indonesia Terus Melonjak, OJK Catat Rp 16,63 Triliun per Maret 2025
Tanggal: 20 Mei 2025 22:23 wib.
Tampang.com | Pembiayaan kendaraan listrik melalui perusahaan multifinance di Indonesia menunjukkan tren positif dengan nilai mencapai Rp 16,63 triliun pada Maret 2025. Angka ini naik 5,65 persen dibandingkan Februari 2025 yang sebesar Rp 15,74 triliun. Meski demikian, pembiayaan kendaraan listrik masih menyumbang sekitar 3,08 persen dari total pembiayaan multifinance nasional.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan OJK, Agusman, menilai potensi pembiayaan kendaraan listrik di Indonesia masih sangat terbuka lebar. Hal ini didukung oleh rencana investasi pabrik kendaraan listrik yang semakin masif dari para produsen global di tanah air.
“Kami melihat peluang yang besar, terutama dengan kehadiran investasi baru dan kebijakan pemerintah yang terus mendorong adopsi kendaraan ramah lingkungan,” ujarnya di Jakarta, Senin (19/5/2025).
Dukungan pemerintah tercermin dari insentif yang diberikan kepada produsen kendaraan listrik yang mengusung Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tinggi. Menteri Investasi dan Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menyebut akan memberikan insentif lebih besar bagi produsen yang mampu meningkatkan kandungan lokal produknya.
Saat ini, tujuh produsen kendaraan listrik sudah beroperasi dengan fasilitas produksi di Indonesia, yakni VinFast, Volkswagen, BYD, Citroen, AION, Maxus, dan Geely. Total investasi mereka mencapai Rp 15,4 triliun dengan target produksi mencapai 281 ribu unit per tahun.
Pemerintah juga fokus mempercepat pembangunan infrastruktur pendukung, termasuk mengizinkan pihak ketiga membangun stasiun pengisian daya (SPKLU) guna memperluas jaringan layanan di seluruh Indonesia.
Dengan ambisi mencapai produksi 2,5 juta unit kendaraan listrik pada tahun 2030, pemerintah juga menyoroti pentingnya penguatan riset dan pengembangan (R&D). Rosan menegaskan insentif hingga 300 persen akan diberikan bagi investor yang bersedia melakukan riset EV di Indonesia.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat mempercepat transformasi ekosistem kendaraan listrik nasional sekaligus membuka peluang pembiayaan yang lebih besar bagi pelaku multifinance di masa mendatang.