Sumber foto: Google

Polisi Terjunkan 2.554 Personel Amankan Demo Ojol Kemarin!

Tanggal: 22 Mei 2025 10:19 wib.
Polda Metro Jaya mengerahkan 2.554 personel gabungan untuk mengamankan demo ojek online yang berlangsung di beberapa titik pada Selasa, 20 Mei 2025. Aksi unjuk rasa ini dilakukan oleh para pengemudi ojek online atau ojol yang memiliki delapan tuntutan utama yang mereka sampaikan kepada pemerintah dan platform aplikasi layanan transportasi. Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, Kabid Humas Polda Metro Jaya, mengungkapkan bahwa pengamanan ini melibatkan unsur Polri, TNI AD, serta instansi pendukung dari Pemprov DKI Jakarta.

Massa ojol menuntut agar pemerintah memperhatikan nasib mereka yang selama ini beroperasi di tengah tekanan tantangan ekonomi yang semakin berat. Salah satu tuntutan utama adalah kenaikan tarif layanan penumpang. Para pengemudi menilai bahwa tarif yang berlaku saat ini sudah tidak lagi sesuai dengan kondisi inflasi dan biaya operasional yang mereka hadapi setiap harinya. Mereka berharap pemerintah bisa segera melakukan evaluasi dan menetapkan tarif yang lebih adil dan layak.

Selain itu, aksi unjuk rasa ini juga menyoroti perlunya regulasi untuk layanan antar makanan dan barang. Seiring dengan meningkatnya popularitas layanan ojek online, sektor pengantaran makanan dan barang pun mengalami pertumbuhan pesat. Namun, tanpa regulasi yang jelas, para pengemudi merasa tidak mendapatkan perlindungan yang memadai dalam menjalankan operasional mereka. Oleh karena itu, mereka meminta agar aturan yang jelas seputar tarif dan keamanan kerja ditetapkan agar hak-hak mereka sebagai pengemudi ojek online dapat terlindungi.

Tuntutan selanjutnya adalah ketentuan tarif bersih untuk angkutan sewa khusus roda empat. Para ojol mengungkapkan bahwa adanya ketidakpastian tentang tarif yang diterima dalam sektor angkutan roda empat menambah beban bagi pengemudi ojol. Mereka berharap, dengan adanya ketentuan tarif yang jelas, pengemudi dapat lebih mudah dalam merencanakan penghasilan sehari-hari.

Kemudian, massa juga meminta peninjauan ulang terhadap beberapa regulasi yang dianggap memberatkan mereka, termasuk Peraturan Menteri Perhubungan No. 12 Tahun 2019 dan UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Menurut para pengemudi, beberapa pasal di dalam regulasi tersebut tidak sejalan dengan realitas di lapangan dan cenderung menguntungkan pihak tertentu. Oleh karena itu, mereka mendorong pemerintah untuk melakukan revisi terhadap peraturan-peraturan tersebut agar lebih berpihak pada hak-hak pekerja, terutama pengemudi ojek online.

Aksi demo ini menarik perhatian banyak pihak, tidak hanya dari kalangan ojek online, tetapi juga dari para pengguna jasa yang merasakan dampak langsung terhadap pelayanan. Banyak pengguna ojek online yang mendukung tuntutan yang disampaikan oleh para pengemudi, karena mereka merasakan adanya ketidakadilan dalam tarif yang mereka bayar.

Dalam upaya mengantisipasi terjadinya gesekan antara demonstran dan aparat kepolisian, Polda Metro Jaya telah mempersiapkan berbagai skenario pengamanan. Kombes Pol Ade Ary menyatakan bahwa pengamanan ini dilakukan untuk menciptakan suasana kondusif selama aksi unjuk rasa berlangsung. Penggunaan personel gabungan dari TNI dan instansi terkait lainnya menjadi salah satu langkah strategis untuk memastikan keamanan dan ketertiban dalam aksi ini.

Selama aksi unjuk rasa, Polda Metro Jaya juga mengimbau kepada para peserta untuk menjaga ketertiban dan mengikuti aturan yang ada. Peserta demo diminta untuk tidak melakukan tindakan anarkis yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Dalam menjalankan aksi mereka, para pengemudi ojol diharapkan tetap memperhatikan aspek keamanan baik untuk dirinya sendiri maupun bagi pengguna jalan lainnya.

Sementara itu, respon dari pemerintah terkait tuntutan para ojol masih menunggu perkembangan lebih lanjut. Para pengemudi berharap bahwa suara mereka didengar dan ditindaklanjuti dengan kebijakan yang mendukung peningkatan kesejahteraan mereka. Aksi unjuk rasa ini diharapkan menjadi titik awal dialog konstruktif antara pengemudi ojek online, pemerintah, serta platform aplikasi layanan transportasi.

Dengan ratusan pengemudi ojek online yang turun ke jalan dan menyampaikan tuntutan mereka, harapannya adalah agar semua pihak dapat berkolaborasi untuk mencari solusi yang menguntungkan semua pihak. Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya peran para pengemudi ojek online dalam ekosistem transportasi modern saat ini dan perlunya pengakuan serta perlindungan hak-hak mereka dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved