PHK Massal di Startup, Tanda Bahaya Ekonomi Digital Kita?
Tanggal: 7 Mei 2025 20:52 wib.
Tampang.com | Tampang.com | Sejak akhir 2024, puluhan startup digital di Indonesia melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran. Dari e-commerce hingga edutech, perusahaan teknologi yang dulu diguyur investasi kini harus melakukan efisiensi habis-habisan.
Gelombang PHK: Dari Unicorn hingga Startup Baru
Menurut laporan Kemenaker, lebih dari 15.000 karyawan startup terkena PHK sepanjang kuartal pertama 2025. Shopee Indonesia, Ruangguru, hingga startup fintech skala menengah juga masuk daftar pemangkas tenaga kerja.
“Dulu mereka ekspansi agresif, sekarang giliran menanggung akibat overgrowth,” ujar Riko Asmoro, analis ekonomi digital dari Jakarta Digital Watch.
Investor Lebih Selektif, Dana Tak Lagi Murah
Menurut laporan e-Conomy SEA 2024, arus pendanaan ke sektor startup di Asia Tenggara turun 42% dari tahun sebelumnya. Investor kini lebih selektif, mengutamakan profitabilitas dibanding sekadar pertumbuhan pengguna.
Model bisnis “bakar uang” yang dominan di banyak startup Indonesia kini mulai ditinggalkan, memaksa perusahaan melakukan restrukturisasi.
Dampak Sosial: Banyak Talenta Digital Menganggur
Fenomena ini berdampak pada banyak talenta digital—lulusan baru maupun profesional muda—yang kini kesulitan mencari pekerjaan baru. Pasar kerja digital mengalami kejenuhan dalam jangka pendek.
“Kami tidak hanya kehilangan pekerjaan, tapi juga kepercayaan pada sektor yang katanya menjanjikan,” ungkap Andien, eks-karyawan startup edutech ternama.
Evaluasi Model Bisnis dan Ketahanan Pasar
Pakar ekonomi dari LPEM UI, Dwi Hartanto, menyebutkan bahwa ini adalah fase koreksi alami dari pasar yang tumbuh terlalu cepat. Namun ia mengingatkan perlunya diversifikasi model bisnis, dan pembinaan startup yang lebih tahan krisis.
“Pemerintah perlu campur tangan, minimal dengan data pasar dan kebijakan perpajakan yang pro-inovasi, bukan hanya menonton,” katanya.
Kesimpulan
Startup digital bukan sekadar simbol kemajuan teknologi, tapi juga cermin arah ekonomi masa depan. Jika ekosistemnya rapuh, maka mimpi ekonomi digital pun akan layu sebelum berkembang.