Sumber foto: Canva

Perbedaan Resesi dan Depresi Ekonomi: Jangan Tertukar

Tanggal: 28 Agu 2025 14:06 wib.
Pemberitaan ekonomi, sering kali kita mendengar istilah resesi dan depresi. Keduanya merujuk pada kondisi ekonomi yang tidak baik, di mana pertumbuhan melambat atau bahkan menurun. Namun, meskipun sama-sama menggambarkan kemerosotan, keduanya memiliki perbedaan mendasar yang signifikan. Resesi bisa dibilang seperti flu biasa dalam perekonomian, sementara depresi adalah penyakit kronis yang jauh lebih parah dan sulit disembuhkan. Memahami perbedaan antara keduanya adalah kunci untuk dapat membaca kondisi ekonomi dengan lebih akurat.

Resesi: Penurunan Jangka Pendek dan Ringan

Secara teknis, resesi didefinisikan sebagai penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) riil suatu negara selama dua kuartal berturut-turut atau lebih. PDB adalah nilai total barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam periode tertentu, dan penurunan PDB adalah sinyal bahwa ekonomi sedang menyusut.

Ciri-ciri utama dari resesi biasanya mencakup:

Penurunan PDB: Ini adalah kriteria teknis yang paling penting. Ketika PDB menurun, itu berarti perusahaan memproduksi lebih sedikit, penjualan menurun, dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan melambat.

Peningkatan Pengangguran: Saat perusahaan mengurangi produksi atau penjualan, mereka cenderung melakukan efisiensi dengan mengurangi jumlah karyawan. Akibatnya, angka pengangguran akan naik, meskipun kenaikannya tidak selalu drastis.

Penurunan Belanja Konsumen: Masyarakat menjadi lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya. Pembelian barang-barang yang tidak esensial, seperti kendaraan baru atau barang mewah, sering kali ditunda.

Kegagalan Bisnis: Beberapa bisnis, terutama yang memiliki fondasi finansial lemah, mungkin akan gulung tikar. Namun, ini belum mencapai skala yang masif.

Resesi sering kali merupakan bagian dari siklus bisnis yang alami. Perekonomian akan mengalami masa ekspansi (pertumbuhan), puncak, kontraksi (resesi), dan palung, sebelum akhirnya kembali pulih. Sebagian besar resesi modern berlangsung relatif singkat, biasanya tidak lebih dari satu tahun, dan pemulihannya pun cenderung lebih cepat. Pemerintah dan bank sentral biasanya memiliki berbagai alat, seperti stimulus fiskal atau penurunan suku bunga, untuk mempercepat pemulihan dari resesi. Contoh resesi yang relatif singkat adalah yang terjadi setelah krisis finansial global 2008 dan pandemi COVID-19 2020.

Depresi: Kemerosotan Parah dan Berlarut-larut

Jika resesi adalah kemerosotan sementara, depresi adalah kemerosotan yang jauh lebih dalam, luas, dan berlangsung sangat lama. Tidak ada definisi teknis yang kaku untuk depresi seperti halnya resesi. Namun, para ekonom sepakat bahwa depresi adalah kondisi ekonomi yang jauh lebih parah dan bersifat multi-tahun. Contoh paling terkenal dari depresi adalah Depresi Besar (The Great Depression) pada tahun 1930-an.

Ciri-ciri depresi biasanya mencakup:


Penurunan PDB yang Sangat Drastis: PDB tidak hanya menyusut, melainkan anjlok ke level yang sangat rendah. Penurunan bisa mencapai puluhan persen.
Tingkat Pengangguran yang Sangat Tinggi: Angka pengangguran melonjak drastis, bisa mencapai 25% atau lebih dari total angkatan kerja. Ini berarti seperempat dari populasi produktif tidak memiliki pekerjaan.
Deflasi: Harga-harga barang dan jasa terus menurun secara signifikan. Meskipun terdengar baik, deflasi yang ekstrem bisa mematikan ekonomi karena masyarakat menunda pembelian dengan harapan harga akan turun lebih jauh. Akibatnya, bisnis tidak bisa menjual produknya, dan ekonomi pun macet.
Kegagalan Sistemik: Depresi bisa memicu kegagalan sistem perbankan secara massal, runtuhnya pasar saham, dan kegagalan bisnis dalam skala besar. Kepercayaan publik dan investor terhadap sistem ekonomi hampir hilang sepenuhnya.
Dampak Berlarut-larut: Depresi tidak bisa diselesaikan dalam hitungan bulan atau setahun. Pemulihannya memakan waktu bertahun-tahun, bahkan satu dekade atau lebih, dan sering kali memerlukan intervensi besar-besaran dari pemerintah.


Satu-satunya depresi besar yang tercatat dalam sejarah modern adalah The Great Depression. Sejak saat itu, belum ada krisis ekonomi global yang mencapai skala dan durasi seperti itu, sebagian berkat pelajaran yang diambil dari peristiwa tersebut, yang mendorong pembentukan institusi finansial global dan kebijakan moneter yang lebih canggih.

Singkatnya, resesi dan depresi dibedakan oleh skala dan durasinya. Resesi adalah penurunan PDB yang berlangsung singkat dan pemulihannya relatif cepat. Sementara itu, depresi adalah kemerosotan ekonomi yang sangat parah, berlangsung lama, dan ditandai oleh kehancuran ekonomi yang meluas, tingkat pengangguran yang sangat tinggi, dan kegagalan sistemik.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved