Penutupan Pabrik Bata di Purwakarta dan Dampak Boikot Produk Israel Terhadap KFC di Malaysia
Tanggal: 7 Mei 2024 20:35 wib.
Setelah beroperasi selama 30 tahun, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) resmi menutup pabrik di Purwakarta, Jawa Barat, pada 30 April 2024 lalu. Keputusan menutup pabrik tersebut didasari oleh kerugian produksi yang terus menerus terjadi. Meskipun terdapat peningkatan penjualan pada beberapa tahun terakhir, Bata terus menghadapi kerugian bersih yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh penurunan permintaan konsumen dan beban operasional yang tinggi. Operasional pabrik di Purwakarta terpaksa berhenti karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di pabrik tersebut terus menurun. Bahkan, kapasitas produksi pabrik jauh melebihi kebutuhan di dalam negeri.
Seiring dengan penutupan pabrik Bata di Purwakarta, perusahaan tersebut mencatatkan rekor sebagai salah satu artikel terpopuler. Sementara itu, dampak dari gerakan boikot produk Israel di Malaysia juga telah memengaruhi operasional jaringan restoran cepat saji KFC. Dampak dari boikot tersebut menyebabkan penutupan sementara lebih dari 100 gerai KFC di Malaysia.
1. Resmi Menutup Pabrik di Purwakarta, Ini Rekam Jejak Kerugian Bata
Penutupan pabrik Bata di Purwakarta memunculkan rekam jejak kerugian perusahaan sepatu ini. PT Sepatu Bata Tbk (BATA) menjelaskan bahwa penutupan pabrik dilakukan karena kerugian produksi yang terus menerus. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk mempertahankan produksi selama empat tahun terakhir, bisnis Bata tetap tidak bisa pulih.
Corporate Secretary Sepatu Bata, Hatta Tutuko, mengungkapkan bahwa kerugian dan tantangan industri akibat pandemi serta perubahan perilaku konsumen telah menyebabkan kondisi bisnis yang sulit pulih. Penutupan operasional pabrik di Purwakarta terpaksa dilakukan karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di pabrik tersebut terus menurun. Hal ini juga disebabkan oleh kapasitas produksi pabrik yang jauh melebihi kebutuhan di dalam negeri.
2. Tutup Pabrik di Purwakarta, Ini Sejarah Panjang Sepatu Bata di Dunia
Sepatu Bata memiliki sejarah panjang dalam industri alas kaki. Didirikan pada 24 Agustus 1894 oleh tiga bersaudara asal Cekoslowakia, Bata mulai sebagai sebuah usaha kecil dengan modal awal sebesar US$ 350. Dalam beberapa tahun, Bata telah menjadi produsen sepatu terbesar di Eropa pada tahun 1905, membuat sekitar 2.200 pasang sepatu per hari. Saat Perang Dunia I, Bata bahkan memproduksi 50.000 pasang sepatu untuk tentara Austro-Hungaria.
Setelah itu, Bata berkembang menjadi perusahaan multinasional pada tahun 1938, hadir di lebih dari 30 negara di dunia termasuk Indonesia, Prancis, Inggris, Belanda, dan Kanada. Di Indonesia, Bata telah hadir sejak tahun 1931, sehingga banyak yang menganggap sepatu Bata berasal dari Indonesia. Perusahaan ini bahkan memiliki Batavillage, desa tempat pabrik Bata dan tenaga kerjanya berada.
3. Terdampak Gerakan Boikot Israel, KFC Malaysia Tutup 100 Gerai
Di sisi lain, dampak dari gerakan boikot produk Israel di Malaysia juga terasa pada jaringan restoran cepat saji KFC. QSR Brand, yang mengelola jaringan KFC di Malaysia, mengumumkan penutupan sementara lebih dari 100 gerai restoran KFC di Malaysia sebagai respons terhadap kondisi ekonomi yang menantang.
Perusahaan ini memutuskan untuk menutup sementara beberapa gerai KFC sebagai upaya proaktif. QSR Brand juga menawarkan kepada karyawan di gerai yang terkena penutupan untuk pindah ke gerai KFC lain yang masih beroperasi. Dikabarkan bahwa sekitar 108 gerai KFC dari total sekitar 600 gerai di Malaysia telah ditutup sementara dalam rangka menanggapi situasi ekonomi yang sulit.
Dari penutupan pabrik Bata di Purwakarta hingga dampak boikot produk Israel terhadap KFC di Malaysia, kedua peristiwa ini menunjukkan bahwa perubahan dalam perilaku konsumen dan situasi ekonomi global turut berdampak pada bisnis-bisnis besar. Hal ini menjadi peringatan bagi perusahaan-perusahaan lain untuk terus beradaptasi dengan perubahan di sektor industri dan mengelola risiko bisnis dengan cermat.